Dengan OVOO, Pangkalan Elpiji Jangkau Pelosok Sumut dan Riau

Jakarta, Ruangeneri.com – Guna mendekatkan produk elpiji kepada masyarakat, khususnya di daerah pelosok, Pertamina mengusung program *one village one outlet* (OVOO) atau satu desa satu pangkalan. OVOO bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan layanan elpiji, sehingga masyarakat tidak perlu lagi membeli dengan harga tinggi di pengecer.

Hal ini disampaikan Unit Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, Roby Hervindo dalam pesan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (08/8). â€œUntuk wilayah Sumatera Utara, OVOO sudah mencakup 33 kota dan kabupaten, lebih dari 430 kecamatan dan di lebih dari 4.000 kelurahan,” katanya.

Roby menambahkan, sejak pelaksanaan OVOO jumlah pangkalan di Sumut bertambah mencapai jumlah 11.176. Sebelumnya, pangkalan di Sumatera Utara sebanyak 9.626. Sementara pencapaian OVOO di Sumatera Utara kini mencapai 85 persen. Akhir tahun 2020, ditargetkan seluruh wilayah Sumut telah hadir OVOO.

Sedangkan untuk wilayah Riau, OVOO sudah mencakup 12 kota dan kabupaten, lebih dari 160 kecamatan dan di lebih dari 1.400 kelurahan. “Saat ini jumlah pangkalan di Riau sejumlah 4636. Jumlah ini meningkat setelah adanya program OVOO dimana sebelumnya pangkalan di Riau sejumlah 4112,” ujarnya.

Pencapaian OVOO di Riau hingga saat ini adalah 77,7 persen. Target OVOO 100 persen di wilayah Riau hingga Desember 2020. Akhir tahun 2020, ditargetkan seluruh wilayah Riau telah hadir OVOO. “Program OVOO ini dikhususkan untuk menambah pangakalan elpiji di wilayah-wilayah pelosok pedesaan. Bukan di wilayah perkotaan seperti misalnya Medan dan Pekanbaru, yang jumlah pangkalannya sudah banyak. Jika terlalu banyak pangkalan di satu wilayah, maka jatah pasokan per pangkalan menjadi terlalu kecil. Karena meski jumlah pangkalan ditambah, kan kuotanya tetap alias tidak ikut bertambah,” papar Roby.

Berdasarkan catatan Pertamina, sepanjang Januari hingga Juli 2020 penyaluran elpiji 3 kg subsidi di Sumut sudah mencapai lebih dari 77 juta tabung. Sementara elpiji non subsidi seperti Bright Gas, sebesar 13.903 Metrik Ton (MT). Sedangkan di wilayah Riau sudah mencapai angka lebih dari 58,4 juta tabung untuk Elpiji 3Kg dan 12.818 Metrik Ton (MT) untuk Elpiji Non Subsidi. “Untuk menghindari tabung elpiji bersubsidi dijual kembali oleh pengecer, Pertamina menetapkan satu kepala keluarga hanya boleh membeli satu tabung elpiji bersubsidi,” tukasnya.

Sementara itu, di sisi BBM, Pertamina kembali melanjutkan program cashback. Cashback sebesar 30 persen, dapat dinikmati konsumen yang melakukan pembelian Pertalite, Pertamax Series, dan Dex Series menggunakan aplikasi MyPertamina. “Kami harapkan, cashback ini dapat membantu masyarakat dalam situasi adaptasi kebiasaan baru (AKB),” tutup Roby.(SF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *