Di Forum CoalTrans Asia 2025, Pemerintah Tegaskan Peran Strategis Batubara

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Badung, ruangenergi.com — Batubara masih memegang peran vital dalam mendukung perekonomian Indonesia. Dengan sumber daya mencapai 97,96 miliar ton dan cadangan sekitar 31,9 miliar ton, Indonesia termasuk salah satu negara penghasil batubara terbesar di dunia.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menuturkan bahwa produksi batubara nasional menunjukkan tren tinggi dalam beberapa tahun terakhir.

“Tahun 2024 produksi kita mencapai puncak di 836 juta ton. Sementara untuk 2025, target produksi ditetapkan 739 juta ton, dan hingga saat ini realisasi sudah 509 juta ton atau sekitar 68 persen,” kata Tri saat membuka CoalTrans Asia 2025 di Jimbaran, Bali, Senin (22/9).

Dari sisi penerimaan negara, kontribusi batubara juga sangat signifikan. Sekitar 70 persen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor pertambangan berasal dari industri ini. Pada 2024, batubara menyumbang Rp143 triliun, sedangkan target PNBP tahun 2025 dipatok Rp123 triliun. Jika digabung dengan pajak serta pungutan lain, total kontribusinya diperkirakan menembus Rp250 triliun.

Lebih jauh, batubara menjadi penopang utama energi domestik, khususnya untuk pembangkit listrik yang digunakan di berbagai industri, mulai dari kertas, semen, tekstil, hingga smelter.

“Awalnya pemakaian batubara untuk smelter hanya sekitar 5 juta ton, namun ke depan diproyeksikan bisa meningkat hingga lebih dari 60 juta ton,” ujar Tri.

Meski pemerintah tengah mendorong pengurangan ketergantungan pada energi fosil, batubara tidak serta-merta ditinggalkan. Sebaliknya, arah kebijakan diarahkan pada pemanfaatan yang lebih bersih sekaligus hilirisasi.

Tri mencontohkan, pengembangan industri hilir batubara dapat menghasilkan Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi LPG impor yang saat ini mencapai 6–7 juta ton per tahun. Selain itu, batubara juga bisa diolah menjadi metanol, pupuk asam humat, hingga produk turunan lainnya.

“Semua ini menjadi bagian dari transisi menuju industri hilirisasi batubara yang lebih berkelanjutan,” tegasnya.

Dengan perannya yang besar, baik dari sisi fiskal, penyediaan energi, maupun peluang hilirisasi, pemerintah menegaskan batubara masih menjadi komoditas strategis dalam menjaga ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Ke depan, pemanfaatan batubara akan terus diarahkan pada penggunaan teknologi bersih agar lebih ramah lingkungan.