Di RDP Komisi XII DPR, ExxonMobil Ungkap Teknologi Kunci Penahan Laju Decline

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta — Senior Vice President ExxonMobil Indonesia, Muhammad Nurdin, membeberkan capaian dan tantangan Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (12/11/2025). Ia menegaskan bahwa Banyuurip tetap menjadi salah satu tulang punggung produksi minyak nasional dengan efisiensi biaya terbaik di Indonesia.

Dalam paparannya, Nurdin menampilkan grafik yang memperlihatkan skenario produksi Banyuurip tanpa intervensi teknologi—ditandai dengan warna biru—yang cenderung terus menurun. “Kalau tidak ada intervensi, produksi itu akan terus declining. Namun dengan teknologi, operasi yang ekselen, dan integrasi, tren tersebut dapat dibalik menjadi kenaikan produksi,” ujarnya.

Nurdin menekankan bahwa Banyuurip memiliki kinerja biaya yang sangat kompetitif. “Ongkos produksi kami hanya 4 dolar per barrel, salah satu yang paling efisien,” katanya.

Keandalan operasi juga menjadi kekuatan utama lapangan ini, dengan uptime mencapai 99,5%, setara dengan beroperasi 363,5 hari dari 365 hari dalam setahun.

Mengenai pencapaian produksi tahun ini, Nurdin menyampaikan kabar positif.

“Alhamdulillah, InsyaAllah tercapai. Outlook 2025 dari Banyuurip adalah 154.000 barel per hari (BPD), lebih tinggi dari target APBN sebesar 136.000 BPD,” jelasnya.

Kenaikan sekitar 18.000 BPD tersebut didorong beberapa faktor, yakni: percepatan proyek pemboran Banyuurip Infill Clastic, penambahan lebih dari 30.000 barel dari klaster pengeboran baru, penggunaan teknologi kimia untuk menahan pertumbuhan gas, serta, optimalisasi operasi.

Tantangan 2026: Water Cut Meningkat, GOR Naik

Meskipun capaian 2025 menggembirakan, Nurdin mengingatkan bahwa Banyuurip menghadapi tantangan teknis serius pada 2026.

Produksi ditargetkan berada di kisaran 146.000 BPD, seiring meningkatnya water cut dan gas oil ratio (GOR)—indikator alami penurunan produktivitas sumur tua.

Untuk menjaga produksi, ExxonMobil menyiapkan lebih dari 250 kegiatan workover dan well services, expansion program untuk chemical injection, penggunaan teknologi kimia baru, dan strategi mempertahankan uptime fasilitas.