Jakarta, Ruangenergi.com – Tokoh Maluku Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina menilai upaya sabotase telah dilakukan pihak investor Blok Masela karena membiarkannya tanpa perkembangan apapun sejak Presiden Joko Widodo memindahkan pengembangan kilang dari laut ke darat telah membawa dampak serius bagi negara.
“Mereka mungkin saja kecewa karena Presiden memindahkan ke darat, tetapi itu juga perintah pasal 33 UUD 1945 dan yang terbaik bagi orang Maluku dan sekitarnya. Bagi saya, mereka telah menyandera proyek strategis nasional seperti Blok Masela,” kata Direktur Archipelago Solidarity Foundation ini seperti dikutip di Jakarta, Senin (05/9/2022).
Menurut Engelina, jika mereka sengaja mengulur waktu untuk menanti pergantian presiden dan kembali ke laut, maka itu hal yang keliru karena akan berhadapan dengan rakyat.
“Sebenarnya kalau saja dimulai sesuai jadwal semula, maka gas Blok Masela akan menemukan momentum ketika dunia kekurangan gas akibat perang Rusia-Ukraina. Hal ini mungkin akan terus berlanjut beberapa waktu ke depan,” katanya seraya menambahkan bahwa dirinya sempat menonton pertemuan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan PM Kanada Justin Trudeau belum lama ini.
Ia menambahkan, saat ini Jerman sedang berusaha mencari solusi energi berbasis gas jangka pendek dan mengeksplorasi opsi jangka panjang.
“Kanselir Jerman juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai kekurangan gas pada musim dingin. Namun, PM Kanada siap memberikan bantuan dengan menerobos kebijakan ekspornya,” ujarnya.
Hal ini, kata Engelina, merupakan contoh betapa gas sangat dibutuhkan di Eropa saat ini. Jadi, kalau Blok Masela dimulai beberapa tahun lalu, mungkin saja saat ini sudah beroperasi dan memperoleh momentum dengan harga yang bagus.
“Kalau pengelola Blok Masela mengulur waktu, lalu sampai kapan mereka mau seperti itu? Sangat mengecewakan, karena mereka mau menguasai tetapi tidak mau mengerjakan. Ini kan menyandera atau sabotase,” jelasnya.
Lebih jauh Engelina mengatakan, bahwa investor bisa saja mencari berbagai macam alasan, tetapi yang pasti proyek Blok Masela tidak ada kemajuan yang berarti. Semestinya jika ada kesulitan keuangan seperti yang disebutkan, sejak lama tidak coba-coba mengambil pekerjaan di Blok Masela.
“Yang terjadi, mereka sudah menguasai Blok Masela, tapi mengatakan kesulitan keuangan. Ini bagaimana? Jujur saja, saya melihat mereka itu mau mempermainkan kita, karena tidak mengikuti keinginan mereka untuk membangun kilang terapung,” tegasnya.
Masih menurut tokoh yang juga menjadi penggerak utama memindahkan kilang ke darat itu, kilang terapung itu hanya akan menguntungkan investor karena sama sekali tidak memikirkan masyarakat lokal sebagai pemilik sah Blok Masela.
“Jadi sangat wajar kalau Presiden memindahkan pembangunan kilang ke darat, agar ada multiplier effect untuk masyarakat sekitar. Sumber gas itu ada di Maluku, sehingga sangat wajar kalau orang Maluku menikmati kekayaan alamnya,” kata Engelina.
“Untuk mengatasi kebuntuan di Blok Masela, pemerintah perlu mencari alternatif lain, sehingga bisa membiayai proyek Blok Masela. Sebab, kalau mengandalkan investor, maka hasilnya akan seperti saat ini, karena investor seenaknya bisa menyampaikan alasan apapun,” paparnya.
Namun dari keterangan Menko Perekonomian usai sidang kabinet mengenai upaya pemerintah untuk mencari pembiayaan alternatif pada akhir Agustus 2022, Pemerintah mempertimbangkan Indonesia Investment Authority (INA) untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan Blok Masela.
“Hal seperti ini, perlu menjadi pelajaran bagi kita semua. Kita membutuhkan perusahaan negara, yang benar-benar mampu menangani proyek strategis seperti ini. Jangan sampai persoalan strategis diserahkan kepada swasta, karena itu mempertaruhkan kepentingan rakyat banyak,” jelas Engelina.
Ia juga berharap, kunjungan Presiden Jokowi ke Tanimbar bisa membawa manfaat, terutama mengenai kelanjutan proyek Blok Masela.
“Jadi, yang paling baik, kita tunggu apa langkah selanjutnya setelah kunjungan ke Tanimbar. Kita ingin Presiden dan jajarannya mendorong realisasi Blok Masela sehingga bisa segera beroperasi,” tutup Engelina.
Terus Didorong
Sebelumnya Presiden Jokowi menyatakan, bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen mendorong percepatan pengoperasian proyek strategis nasional Blok Masela.
“Blok Masela itu terus kita dorong. Yang semula, dulu sebetulnya akan jalan. INPEX dan Shell tetapi kemudian saat itu harga gas rendah sehingga ada satu yang mundur,” kata Presiden Jokowi saat berkunjung ke Pasar Ngrimase Olilit, Saumlaki, Jumat.
Menurut Presiden, mundurnya Shell membuat pekerjaan persiapan pengoperasian Blok Masela ikut mundur, sehingga pemerintah sedang melakukan berbagai langkah untuk mempercepat proses keberlanjutan proyek raksasa itu.
“Pengerjaannya ikut mundur, dan partner yang baru terus kita dorong agar segera dimulai pekerjaan Blok Masela,” ujarnya.
Presiden juga menyebutkan bahwa jika saatnya beroperasi, Blok Masela akan membawa keuntungan besar bagi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Hal itu bisa terlihat nanti dengan produk domestik regional bruto (PDRB) atau jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di daerah akibat beroperasinya Blok Abadi Masela.
“Yang mendapat keuntungan besar nanti saat beroperasi adalah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, di Saumlaki. Dan itu akan sangat baik untuk perputaran uang di daerah, untuk PDRB di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan juga di Provinsi Maluku,” kata Presiden.
Kendati tidak memastikan secara rinci kapan Blok Masela dioperasikan, Presiden Jokowi memastikan akan terus mendorong agar proyek raksasa ini segera dimulai.
Sebelumnya, Shell Upstream Overseas Services Limited yang merupakan anak usaha Royal Dutch Shell mengundurkan diri sebagai operator dari proyek tersebut, dan belum ada investor pengganti untuk proyek Blok Masela. Padahal, semula proyek ini ditargetkan akan beroperasi pada 2027.(SF)