Batam, ruangenergi.com- Agar dapat bersaing di era kompetisi industri hulu migas global yang akan semakin dinamis dan menantang, maka dibutuhkan daya saing lokal yang lebih kompetitif.
Untuk itu Peran Fungsi Pengelolaan Rantai Suplai sangatlah krusial. Karena fungsi ini harus dapat memastikan ketersediaan barang, peralatan dan jasa pendukung agar berjalan dengan baik dan efisien.
“Untuk mewujudkan hal tersebut, SKK Migas dan KKKS terus berupaya agar Industri penunjang migas dalam negeri diharapkan untuk mampu menjadi lebih kompetitif dan mampu bersaing tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di lingkup internasional,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam sambutannya saat membuka Pre-IOG Supply Chain Management (SCM) Summit 2024 Rabu (03/07/2024), di Batam, Kepulauan Riau.
Dwi menekankan,hal ini harus dimulai dari proses pengadaan di Industri Hulu Migas. Proses pengadaan harus menjamin terjadinya kompetisi antara para penyedia barang dan jasa. Salah satu contohnya adalah pemaketan dan spesifikasi dapat menjadi faktor pembeda dalam terjadinya kompetisi.
“Kami melihat bahwa potensi bagi anak bangsa untuk menjadi “tuan di negerinya sendiri” itu ada. Pabrikan lokal sangat diuntungkan, antara lain dengan. Bahwa, telah terdapat produksi dalam negeri.
Namun agar dipastikan produksi yang dihasilkan dari pabrikan lokal “tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya”. Dekatnya lokasi pabirkan dengan rencana proyek, diharapkan dapat mengurangi biaya transportasi, sehingga pabrikan lokal dapat memberikan harga yang lebih kompetitif. Lonjakan permintaan dari dalam negeri, dengan masifnya kegiatan hulu migas berdasarkan renstra IOG 4.0. Dukungan Pemerintah, antara lain melalui regulasi dan perundangan. Namun hal ini saya harapkan jangan dimaknai dengan nasionalisme sempit. Namun tak dapat kita nafikan bahwa tantangan itu selalu ada,” tegas Dwi.
(Laporan Kontributor: Rendy M Saputra)