Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com— Perusahaan energi global Harbour Energy plc resmi mengumumkan langkah strategisnya di Indonesia dengan menandatangani Sale and Purchase Agreement untuk melepas seluruh kepemilikan operasional pada lapangan Natuna Sea Block A yang sudah berproduksi serta proyek pengembangan Tuna. Aset tersebut dijual kepada Prime Group dengan nilai transaksi tunai sebesar USD 215 juta.
Ruangenergi membaca pengumuman Harbour yang menjelaskan bahwa transaksis ini masih menunggu persetujuan regulatori dari pemerintah Indonesia dan ditargetkan tuntas pada kuartal II 2026.
Dalam keterangannya, Steve Cox, Managing Director Harbour Energy untuk unit bisnis Indonesia, menyampaikan bahwa kesepakatan ini merupakan langkah penting dalam fokus jangka panjang perusahaan.
“Transaksi ini menjadi tonggak utama bagi Harbour di Indonesia dan mendukung strategi kami untuk memusatkan modal serta sumber daya pada peluang yang paling kompetitif dan bernilai besar,” ujar Cox.
Ia juga menambahkan apresiasi mendalam terhadap tim Harbour di Indonesia.
“Ini juga merupakan momen signifikan bagi para kolega kami di Indonesia, yang selama bertahun-tahun telah membangun Natuna Block A dan Tuna menjadi aset berkualitas tinggi. Saya berharap mereka sukses memasuki babak baru di bawah kepemilikan Prime Group yang berpengalaman.”
Profil Aset yang Dijual
Prime Group sendiri memiliki portofolio hulu dan hilir migas di Indonesia, termasuk kepemilikan 25% pada Natuna Sea Block B yang telah berproduksi.
Adapun aset yang dilepas Harbour mencakup:
- Natuna Sea Block A
- Kepemilikan Harbour: 28,67% (operator)
- Produksi: sekitar 4 ribu boepd (net) dalam periode Januari–September 2025
- Cadangan 2P per akhir 2024: 7,4 juta boe
- Tanggal efektif penjualan: 1 Januari 2025
- Proyek Tuna
- Kepemilikan Harbour: 50% (operator)
- Sumber daya 2C per akhir 2024: 54 juta boe
- Efektif penjualan: saat transaksi dinyatakan selesai
Nilai transaksi masih akan mengalami penyesuaian sesuai mekanisme penyelesaian umum (customary completion adjustments).
Meski melepas dua aset pentingnya, Harbour Energy menegaskan akan tetap memiliki kehadiran strategis di Indonesia melalui kepemilikan pada temuan migas di Laut Andaman, sebuah wilayah eksplorasi yang penting dalam peta migas nasional dan regional.
Dalam transaksi ini, Houlihan Lokey bertindak sebagai penasihat keuangan tunggal bagi Harbour Energy.











