Jakarta, Ruangenergi.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa potensi keragaman Energi Baru Terbarukan (EBT) bisa menjadi sumber energi masa depan di Indonesia.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menuturkan, pengembangan EBT ini semestinya juga sejalan dengan kemajuan pendidikan sehingga mampu memberikan kesejahteraan masyarakat.
“Pendidikan dan EBT adalah dua hal yang strategis. Kalau kita gabungkan dari dua hal yang baik ini, maka kesejahteraan akan lebih dekat,” terang Dadan pada acara Building a Comprehensive a Talent Pipeline in a Renewable Energy Sector through Education secara virtual beberapa waktu lalu, (16/08).
Dadan menambahkan, dukungan dari semua aspek termasuk pendidikan EBT kepada generasi muda akan sangat membantu memperkenalkan energi bersih baik secara praktis maupun teoritis serta menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni.
“Ini akan menjadi modal utama kita. Indonesia punya semua potensi EBT. Surya jelas ada, panas bumi juga stabil, ada air laut, angin, maupun bioenergi juga besar. Ini memerlukan pengelolaan yang baik, tidak hanya pemahaman saja. Sehingga menjadi masa depan (energi) bersama untuk Indonesia,” beber Dadan.
Dia mengakui, pengembangan energi di Indonesia masih dominan bertumpu pada sumber energi fosil. Terutama sumber cadangan batubara yang punya potensi cukup besar.
“Ke depan, ini tidak bisa lagi dengan pola pemanfaatan energi yang sekarang. Ini lantaran energi fosil punya pengaruh kuat dalam menghasilkan karbondioksida yang berdampak pada perubahan iklim,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Praktisi Pendidikan sekaligus Wirausahawan, Gita Wirjawan mengungkapkan bahwa pembangunan pendidikan yang berkualitas akan mampu menjawab berbagai permasalahan, tak terkecuali sektor energi.
“Pendidikan berkualitas khususnya empirical science akan mampu memahami dan menyikapi isu-isu jangka pendek, menengah, dan panjang” ungkap Gita.
Pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Menteri Perdagangan pada periode Kabinet Indonesia Maju, Gita menjelaskan, tumpuan lain dalam mengakselerasi pemanfaatan EBT selain pendidik dan pengambil kebijakan pubik adalah industrialis.
“Perusahaan- perusahaan mobil listrik di Amerika dan Tiongkok sudah menginisiasikan paradigma baru, bahwa produk yang mereka hasilkan tidak hanya lebih efisien dan keren (kualitas), tapi juga long lasting,” tutur Gita