Jakarta, Ruang Energi– Dalam paparanya di acara Energy Week yang digelar secara daring, Dadan Kusdiana menuturkan, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dinilai menjadi opsi terbaik dalam mendorong percepatan pemanfaatan bauran energi sebesar 23 persen pada 2025. Terlebih PLTS lebih cepat dan mudah dibangun, tersebar serta mempercepat rasio elektrikasi.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana, melihat pendekatan bauran energi yang paling cepat melalui program pemanfaatan energi surya.
“Sinar matahari kan tersebar dimanapun, tidak sulit untuk membangun PLTS. Apalagi harga keekonomiannya masuk ke PLN”, tutur Dadan Kusdiana dalam acara Energy Week di Jakarta(11/3/21).
Lebih lanjut Dadan menggambarkan, kondisi bauran EBT dalam bauran energi nasional di akhir 2020 telah mencapai 11,5 persen atau separuh dari target yang ditetapkan. Pencapaian ini harus sejalan dengan komitmen pencapaian penurunan gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030.
“Kita hanya punya waktu 5 tahun untuk menuju ke sana, jadi kalau EBT tidak tercapai, pasti target penurunan gas rumah kaca pun tidak akan tercapai,”jelasnya
Guna mendukung pencapaian target tersebut, sambung Dadan, Kementerian ESDM tengah menyusun strategi induk energi nasional untuk jangka menengah hingga 2035. Fokusnya adalan pada pengurangan bahkan penghapusan impor dari energi BBM. Juga menggeser energi fosil ke energi terbarukan.
Dalam perencanaan tersebut, PLTS akan mendapatkan prioritas utama melalui pemberian insentif khusus.
“Dalam grand strategi energi nasional, PLTS merupakan salah satu prioritas untuk kita lakukan secara cepat,” pungkas Dadan.