Jakarta,ruangenergi.com–Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Wakhid Hasyim mengatakan pihaknya dalam setiap kesempatan pertemuan selalu mengingatkan agar setiap peralatan migas, termasuk yang digunakan di kilang-kilang minyak yang sudah waktunya diganti agar segera diganti.
Termasuk peralatan-peralatan yang sudah sesuai waktunya untuk diinspeksi agar segera diinspeksi (diperiksa).
“Kalau ini, dalam setiap kesempatan, pertemuan selalu saya ingatkan tentu terhadap peralatan-peralatan yang sudah sesuai waktunya tuk inspeksi, bahkan kamis jumat kemarin baru kita berikan bimbingan teknis terkait residual life assessment terhadap peralatan-peralatan di kilang. Semua RU (refinary unit/kilang) kita undang,”jelas Wakhid kepada ruangenergi.com .
Kecolongan
Terpisah, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menyayangkan Pertamina bisa kecolongan dua kali seperti ini. Dia berasumsi jika faktor keamanan jadi salah satu indikator utama terjadinya kebakaran hebat di kedua kilang itu.
“Pastinya faktor keamanan. Saya juga enggak bisa memastikan apa penyebabnya. Biarkan nanti aparat kepolisian yang mencari penyebab jelasnya,” kata Mamit kepada ruangenergi.com,Minggu (13/6/2021) di Jakarta.
“Tapi paling tidak, mereka harus bener-bener belajar akibat ini. Bagi masyarakat yang utama adalah pasokan BBM dan LPG tidak terganggu,” imbuhnya.
Mamit mengingatkan, dua kebakaran hebat tersebut merupakan tanggung jawab dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Dia pun mengimbau KPI agar hal serupa tidak terjadi di pengelolaan kilang lainnya.
“Jangan sampai efisiensi yang dilakukan mengabaikan faktor keselamatan yang akhirnya merugikan. Harusnya, KPI belajar atas kejadian-kejadian yang sebelumnya sehingga bisa diminimalisir,” tegasnya.
Namun, di sisi lain Mamit mengapresiasi gerak cepat yang dilakukan Pertamina, sehingga api yang berkobar di kilang tidak terlanjur semakin membesar dan berdampak pada warga sekitar.
“Selain itu, dengan tidak ada korban dari masyarakat sekitar patut diapresiasi. Tidak menimbulkan korban jiwa dari masyarakat maupun pegawai Pertamina,” ujar Mamit.