Jakarta, Ruangenergi.com – Pemerintah terus melakukan investigasi terkait dugaan kebocoran gas yang berasal dari pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi Unit II, yang berlokasi di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Ida Nuryatin Finahari, saat dihubungi Ruangenergi.com, mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim untuk melakukan investigasi ke lokasi (PLTP Sorik Marapi).
Ditjen EBTKE juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat Bupati Mandailing Natal, Dahlan Hasan Nasution, untuk menemukan penyebab utama terjadinya kebocoran gas yang mengeluarkan Hydrogen Sulfide (H2S).
“Kemarin teman-teman yang ke lapangan, belum bisa cek ke lapangan, baru koordinasi dengan Polres setempat dan koordinasi dengan Pak Bupati (Dahlan Hasan Nasution),” ungkap Ida, (28/01).
Ia menambahkan, Bupati Mandailing Natal sangat mendukung program pengembangan pembangkit listrik panas bumi di wilayahnya.
“Yang intinya, Pak Bupati sangat mendukung program pengembangan panas bumi di wilayahnya tersebut, dan beliau akan melakukan koordinasi dan dialog lebih lanjut dengan seluruh warga beliau,” imbuh Ida.
Ia mengatakan, lebih lanjut, saat ini kegiatan pengembangan PLTP Sorik Marapi Unit II dihentikan sementara, hingga Pemerintah menemukan asal muasal terjadinya kebocoran gas yang menyebabkan korban jiwa tersebut.
“Kegiatan operasional Sorik Marapai masih dihentikan sementara Sampai semua permasalahan diselesaikan dan diatasi,” tukasnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mendapati laporan diduga terjadi kebocoran dari proyek PLTP Sorik Merapi.
Untuk itu, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM melakukan investigasi dengan datang ke lokasi.
Direktur Jenderal EBTKE, Dadan Kusdiana, membenarkan kejadian tersebut, dan pihaknya langsung melayangkan surat untuk pemberhentian kegiatan operasional sementara.
Selain itu, lanjut Dadan, Ditjen EBTKE juga menerjunkan Tim TekLing ke lokasi terjadi dugaan kebocoran proyek PLTP tersebut.
“Iya betul, kejadiannya kemarin siang sekitar jam 12:30. Kami langsung mengeluarkan surat pemberhentian operasi sementara dan pagi ini Tim TekLing akan meluncur ke lokasi,” jelas Dadan.
“Prihatin dengan kejadian seperti ini. Apalagi kalau kemungkinannya karena gas H2S, itu kan semestinya bisa dideteksi,” sambung Dadan.