Pekanbaru, Ruangenergi.com – Komisi VII DPR bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan proses alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) kepada PT Pertamina (Persero), berjalan lancar.
Pasalnya, pengelolaan Blok Rokan akan beralih ke PT Pertamina melalui Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada 9 Agustus 2021 mendatang.
Dalam kunjungannya ke Lapangan Minas, Pertemuan Panitia Kerja Migas, Wakil Ketua Komisi VII DPR Alex Noerdin, mengatakan, proses alih kelola blok Rokan akan berjalan lancar.
“Insya Allah, pengalihan pengelolaan Blok Rokan akan berjalan lancar dan yang paling penting memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat Riau dan republik ini,” terang Alex Noerdin saat memimpin Panja tersebut, (10/03).
Sebagaimana diketahui, Pertemuan Panja Migas Komisi VII DPR tersebut dihadiri oleh Pemerintah yang diwakili Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji; SKK Migas yang diwakili Deputi Perencanaan Jaffe Suardin; Gubernur Riau Syamsuar; DPRD Riau, Polda Riau, lembaga adat dan tokoh masyarakat Riau, PT Pertamina dan PT CPI di Balai Serindit, Kota Pekanbaru.
Alex menambahkan, dengan alih kelola ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan taraf hidup masyarakat.
Selain itu, ia juga meminta agar Pemda Riau dilibatkan dalam Tim Alih Kelola Blok Rokan.
Sementara Gubernur Riau, Syamsuar, mengatakan, agar produksi migas dari Blok Rokan dapat dimaksimalkan lantaran pendapatan daerah ini sangat bergantung pada bagi hasil migas.
“Kalau misalnya bagi hasil migas seadanya, kami kesulitan. Sementara di sisi lain, pembangunan infrastruktur migas seperti jalan raya yang menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, belum dapat diselesaikan,” imbuh Suamsuar.
Untuk itu, Pemda Riau sangat mendukung kelancaran alih kelola Blok Rokan ini dan berkomitmen untuk memfasilitasi dan menjaga situasi aman dan kondusif dalam peralihan ke Pertamina.
Lebih jauh, ia mengatakan kesiapan BUMD dan perusahaan lokal dalam kerja sama business to business dan selaku vendor atau kontraktor di semua sektor baik operator maupun penunjang.
“Kami juga menekankan pada PHR agar melakukan keterbukaan informasi atas kebutuhan tenaga kerja Pertamina,” tuturnya.
Ditegaskan pula bahwa Pemda Riau siap membantu memfasilitasi perizinan dalam masa transisi alih kelola ini.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menerangkan, Pemerintah sangat mendukung proses alih kelola sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Pemerintah berharap agar produksi Blok Rokan dapat terjaga, bahkan ditingkatkan. Saat ini telah dilakukan identifikasi potensi-potensi lain di Blok Rokan yang belum dikembangkan PT CPI dan menjadi harapan peningkatan produksi migas di masa depan,” paparnya.
Sementara, Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffe Suardin menambahkan, untuk menahan laju penurunan produksi migas di Blok Rokan, dilakukan investasi pemboran yang sudah dilaksanakan sejak Januari 2021.
Komitmen kerja pasti Blok Rokan tahun 2021-2026 sebesar US$ 500.000.000 terdiri dari program eksplorasi sebesar US$ 142.300.000 dan program eksploitasi (EOR /Enhanced Oil Recovery) sebesar US$ 357.700.000.
Ia menjelaskan, progres alih kelola Blok Rokan saat ini yang terkait migrasi data teknis dan operasional telah mencapai 80%. Sedangkan untuk chemical EOR telah mencapai 50%, di mana CPI dan PHR terus bekerja sama dalam percepatan data transfer, model conversion, me-resolve issue surfactant dan reinstatement SFT-2 facility.
“Untuk manajemen kontrak, progresnya mencapai 60% di mana 236 dari total 393 kontrak eksisting telah selesai di-mirroring. Pengadaan rig dan material 115 sumur mencapai 100%, sedangkan 77 sumur mencapai 10%,” katanya.
Terkait ketenagakerjaan, lanjutnya, telah rampung 70% di mana telah tercapai kesepakatan transfer karyawan antara PT CPI dan PHR.
“PHR juga akan melanjutkan program tanggung jawab sosial dan lingkungan. Program ini diprioritaskan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat Riau di bidang pendidikan, ekonomi dan pelestarian lingkungan. Perencanaan program akan melibatkan Pemda,” tuturnya.
Sebagai informasi, Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia dengan luas 6.220 kilometer persegi yang terletak di 5 Kabupaten di Riau, yaitu Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir.
Blok ini memiliki 96 lapangan, di mana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Potensii Lapangan Duri pertama kali ditemukan tahun 1941 dan produksi pertamanya terjadi pada tahun 1951 di bawah pengelolaan Caltex yang kemudian berlanjut dibawah nama PT Chevron Pacific Indonesia hingga tahun 2021.
Heads of Agreement (HoA) Transisi Wilayah Kerja Rokan ditandatangani oleh SKK Migas dengan CPI pada 28 September 2020. Perjanjian memungkinkan CPI untuk melakukan kegiatan pengeboran di Blok Rokan sebelum berakhirnya masa kontrak.
Penandatanganan HoA ini merupakan milestone dalam rangka mendukung upaya-upaya untuk menjaga kelangsungan produksi migas dalam jangka panjang. Menteri ESDM, Arifin Tasrif yang menyaksikan penandanganan tersebut secara virtual, menyatakan, penandatanganan HoA ini merupakan langkah maju untuk mengawal produksi Blok Rokan ke depannya.