Dukung Program Pemerintah, PGN Optimis Lanjutkan Penugasan Program Pengembangan Jargas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

 

Jakarta, Ruangenergi.com – Direktur Komersial PT PGN Tbk, Ratih Esti Prihatini mengatakan pihaknya optimistis melanjutkan penugasan program pengembangan jaringan gas (jargas) sebagai salah satu proyek strategis nasional. Menurut Ratih, sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero) pihaknya mendukung program pemerintah dalam pengembangan jargas rumah tangga untuk pengendalian subsidi LPG.

“Saat ini, PGN mengelola infrastruktur jargas sebanyak 820.614 sambungan rumah (SR), yang tersebar di 18 provinsi di 74 kabupaten/kota. Kontribusi SR tersebut setara dengan penurunan subsidi LPG sebesar Rp 1,7 triliun,” kata Ratih dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Kamis (08/7).

Bagi PGN, kata Ratih, jargas merupakan salah satu proyek strategis dalam rencana jangka panjang perusahaan, sehingga pengembangannya akan dilakukan secara berkelanjutan. Pihaknya juga mengupayakan berbagai inisiatif yang dapat mendukung kesinambungan jargas, di antaranya seperti Program Pengembangan Kompetensi City Gas.

“Tahun ini target kami 117 ribu SR, insya Allah akan tercapai. Untuk mencapai target tersebut memang terdapat alternatif bauran energi lain serta evaluasi internal untuk pekerjaan di lapangan. PGN juga memerlukan dukungan partner. Arahan Pak Menteri juga bahwa kita tidak bekerja sendiri, tapi harus share dengan partner,” papar Ratih.

Lebih jauh ia mengatakan,
tantangan pengembangan jargas yang dihadapi PGN antara lain terkait keekonomian, konstruksi, keminatan pelanggan, dan peningkatan pemakaian.

Namun, kata dia, PGN harus mampu menjawab tantangan tersebut dan menyelaraskan upaya peningkatan pemanfaatan gas bumi maupun tanggung jawab sebagai badan usaha.

“PGN menginginkan pembangunan jargas untuk kepentingan masyarakat sekaligus mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan. PGN percaya bahwa dengan jargas dimasifkan dapat berdampak pada pertumbuhan core business. Apabila bertujuan memberikan value ke masyarakat, pasti value-nya akan return ke perusahaan. Namun, tetap terukur secara risiko dan sustainability  bisnisnya,” tutup Ratih.

Sebelumnya, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengungkapkan bahwa konsumsi LPG nasional tercatat mencapai 8,05 juta metrik ton (MT) pada 2023 dan diproyeksikan menjadi 8,03 juta MT pada 2024 serta 8,17 juta MT pada 2025.
Dikatakan, peningkatan konsumsi LPG akan menambah beban LPG. Apalagi, lebih dari 70 persen kebutuhan LPG nasional dipenuhi melalui sumber impor. Oleh karena itu, pengendalian konsumsi LPG melalui pengalihan konsumen LPG ke jargas menjadi sangat penting dan mendesak.

“Apabila masyarakat banyak menggunakan gas melalui jargas, dapat mengurangi konsumsi LPG subsidi dan juga mengontrol beban impor LPG,” ujar Laode dalam paparannya saat acara Kick Off Program Pengembangan Kompetensi City Gas di PGN di Jakarta, Senin (5/8/2024).

Menurut dia, pencapaian pembangunan jargas serta pengembangannya dalam lima tahun ke depan selalu dimonitor dan dievaluasi Kementerian ESDM.

Lebih lanjut, Laode menambahkan Kementerian ESDM berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri mendukung kebijakan pembangunan jargas di berbagai daerah serta dengan Kementerian PUPR untuk mengintegrasikan pembangunan jargas dengan perumahan. Selain itu, juga dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN untuk mekanisme subsidi jargas.(SF)