Jakarta, Ruangenergi.com – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dari Regional Kalimantan, Subholding Upstream Pertamina melaksanakan pembinaan kepada beberapa produsen Indonesia dalam pengembangan material sumur pengeboran buatan dalam negeri.
Hal ini dilakukan untuk mendukung pengembangan Kapasitas Nasional dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).Hingga kini pembinaan sudah masuk dalam tahap lanjut untuk memproduksi material sumur yang lebih kompleks, seperti: integrated sand screen, kepala sumur (wellhead) dan xmas tree, pipa konduktor dan casing, serta tubing produksi.
Hasil pembinaan ini dibuktikan dengan tahap uji pengembangan pipa konduktor ERW 20 inchi yang dipancangkan hingga kedalaman 100-120 m di sumur TN-AA322, Lapangan Tunu. Tahapan selanjutnya akan dilakukan uji pengeboran, diikuti dengan peninjauan kembali seluruh metode guna memastikan kesesuaian proses manufaktur hingga instalasi.
Program ini merupakan sinergi bersama antara PHM dengan SKK Migas, Ditjen Migas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta otoritas terkait.
“Jadi, tidak semua peralatan produksi bisa ditemukan didalam negeri dan beberapa peralatan produksi terpaksa masih harus diimpor. Dalam Joint Industrial Program untuk membina pengusaha lokal dalam negeri, PHM tidak memberikan dukungan finansial kepada pabrikan lokal; namun fokus pada dukungan teknis, karena dukungan teknis ini yang ternyata jauh lebih sulit untuk didapatkan oleh pabrikan,” kata General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam Agus Amperianto kepada ruangenergi, Rabu (27/10/2021), di Jakarta.
Agus membeberkan bahwa produk yang dihasilkan adalah “engineering product” yang membutuhkan proses engineering dan manufacturing secara terintegrasi di produsen tersebut. Secara otomatis produk yang dihasilkan adalah memang benar benar dihasilkan oleh “real” produsen dalam negeri.
Secara garis besar, inovasi dan support industri yang diterapkan mempunyai multiplier effect yang tidak ternilai karena selain menghasilkan produk dalam negeri dengan standar internasional juga menghasilkan sumber daya manusia lokal yang handal.
Menurut Agus, dari sisi anggaran, PHM juga tidak mengeluarkan biaya apapun untuk inovasi tersebut. Semuanya dihasilkan oleh produsen yang pada saat kualifikasi secara serius berinvestasi baik dari sisi fasilitas peralatan produksi, plant maupun sumber daya manusia yang memadai untuk menghasilkan produk Migas dalam negeri.Produk itu diantaranya pipa konduktor 20” dan beberapa material valve dan katup bejana tekan.
“Hal ini sesuai dengan amanah dari pemerintah dan telah diutarakan oleh Bapak Presiden Joko Widodo agar mendorong investasi nyata di dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat luas,” pungkas Agus.