Cikarang, ruangenergi.com – Pabrik pintar (smart factory) milik Schneider Electric di Cikarang menerima kunjungan kehormatan dari Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, serta Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian RI, Solehan. Kunjungan ini menjadi momen penting dalam rangka menyaksikan kemajuan ekspansi pabrik dan peran strategis Schneider Electric dalam pertumbuhan industri dan ekonomi Indonesia.
Sebagai pusat manufaktur utama Schneider Electric di Asia, fasilitas Cikarang tengah menjalani ekspansi lima tahun (2024–2029) yang memperluas area produksi hingga 3.200 meter persegi. Perluasan ini ditujukan untuk memenuhi permintaan domestik dan global di sektor-sektor strategis seperti pusat data, utilitas listrik, migas, dan pertambangan. Peningkatan kapasitas produksi panel tegangan rendah (LV) hingga 200% menjadi salah satu capaian utama ekspansi tersebut.
Schneider Electric menargetkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.500 orang serta memberikan dampak sosial dan ekonomi kepada lebih dari 400.000 individu, termasuk karyawan, mitra, dan vendor. Saat ini, hampir seluruh tenaga kerja di pabrik ini merupakan warga Indonesia.
Pabrik Cikarang juga menonjolkan komitmen terhadap keberlanjutan dengan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 40% dan 82% bahan baku dari mitra lokal. Sekitar 50% produk ditujukan untuk pasar lokal, sementara sisanya diekspor ke berbagai negara seperti Vietnam, Malaysia, Korea Selatan, Australia, dan Singapura.
Solusi inovatif yang dihasilkan di pabrik ini termasuk switchgear Pure Air SM AirSet, switchgear digital MCSet, serta beragam switchgear Tegangan Rendah canggih lainnya.
Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan, menilai ekspansi ini sebagai langkah nyata memperkuat ketahanan industri nasional dan mendorong pertumbuhan manufaktur berteknologi tinggi.
“Pemerintah mendukung penuh kolaborasi strategis seperti ini sebagai bagian dari upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan berdampak nyata,” ujarnya.
Duta Besar Prancis Fabien Penone menambahkan bahwa proyek ini merupakan simbol dari kemitraan strategis antara Indonesia dan Prancis, sejalan dengan komitmen bilateral kedua negara yang ditekankan oleh Presiden Emmanuel Macron dan Presiden Prabowo Subianto. Ia juga mengapresiasi Schneider Electric atas kontribusinya terhadap transformasi industri dan keberlanjutan, termasuk penggunaan energi hijau dan integrasi teknologi berbasis AI dalam proses produksi.
President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, Martin Setiawan, menyampaikan bahwa ekspansi ini adalah bentuk komitmen jangka panjang perusahaan dalam mendukung transformasi industri nasional.
“Kami percaya bahwa kolaborasi antara Indonesia dan Prancis akan mempercepat inovasi dan adopsi teknologi ramah lingkungan di Indonesia,” jelasnya.
Fasilitas Cikarang saat ini telah mengoperasikan teknologi EcoStruxure™, sistem panel surya atap, kecerdasan buatan, serta pengujian digital (Factory Acceptance Testing) untuk mendukung efisiensi dan pengurangan emisi. Beroperasi 100% dengan energi hijau sejak 2023, pabrik ini memanfaatkan 23% energi surya dan 77% energi hidro, serta berhasil menekan emisi CO₂ hingga 181 ton per tahun. Langkah-langkah keberlanjutan lainnya mencakup retrofit LED, efisiensi air, pengelolaan limbah, dan pengurangan emisi operasional yang ditargetkan pada 2025.