pekerja

Dwi Soetjipto Yakin Indonesia Tetap Menjadi Penghasil Gas Terbesar Kelas Dunia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto meyakini dengan penetapan harga gas sebesar US$6 per MMBTU bisa merangsang investor migas untuk berinvestasi di Indonesia.

Langkah itu sudah dilakukan Pemerintah Indonesia dan dari sisi hulu migas,SKK Migas berupaya bagaimana menunjukkan kemampuan supply.

“Di tempat Pak Arief (Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief S.Handoko) itu ada unit komersialisasi itu jualan, menunjukkan pada pihak-pihak lain bahwa kita mempunyai kemampuan gas di masing-masing daerah, gas balance itu kita monitor terus dan kita tunjukkan. Kita jualan potensi termasuk ada stranded gas ya seperti di Nunukan, ada tapi tidak terlalu besar. Nah bagaimana mengundang industri ke situ (Nunukan,Kaltara). Itu di Simenggaris dan investor industrinya di Kayan. Berikutnya di Sengkang (Sulawesi Selatan) yang diserap sebagian oleh PLN dan itu belum diserapkan sehingga disiapkan mini lng,” kata Dwi Soetjipto saat menjawab pertanyaan wartawan ketika konferensi pers Kinerja Hulu Migas Triwulan I Tahun 2022 beberapa waktu lalu.

Gas,lanjut Dwi,merupakan energi transisi.Yang SKK Migas usung adalah bagaimana potensi Indonesia di dalam produksi gas ini.

“Kita tahu bahwa dari sekian banyak cekungan kita, khususnya Indonesia bagian Timur, itu mostly adalah gas. Jadi kita bisa gambarkan bahwa sekarang produksi gas kita 6000 MMSCFD menjadi 12 BCF. Ini yang kita usung dengan potensi ke depannya bahwa Indonesia menjadi penghasil gas yang besar,” tutur Dwi dengan raut wajah serius ketika itu.

Diharapkan investor datang investasi gas di Indonesia. Itu sebabnya Pemerintah Indonesia melalui Ditjen Migas dan SKK Migas buat term and conditionsnya yang menarik.