Eksplorasi Migas Frontier di Andaman–Mentawai dan Natuna Penuh Tantangan dan Peluang Strategis

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com– Diskusi internal terbaru  memperjelas bahwa eksplorasi hulu migas yang melibatkan sejumlah perusahaan besar tengah memasuki fase penting. Area kajian (Joint Study) yang sifatnya rahasia, mencakup wilayah-wilayah potensial termasuk Andaman–Mentawai—lokasi yang kini menjadi magnet perusahaan seperti Woodside, Exxon, Repsol, dan Mubadala Energy.

Sumber menyebutkan, area ini memiliki potensi yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut meski belum bisa diungkap secara publik akibat strategi kompetitif.

Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) fokus pada blok East Natuna, yang memiliki sumber daya gas signifikan (46 Tcf terbukti) dan potensi minyak hingga 2,2 miliar barel serta 300 BSCF gas, meski kandungan CO₂ yang tinggi (~70 %) menjadi tantangan utama .

Pertamina East Natuna telah mulai melakukan survei seismik 3D sejak akhir 2024 di wilayah kerja seluas lebih dari 10.400 km²—upaya eksplorasi yang menjadi bagian dari kontrak bagi hasil 30 tahun mulai Juni 2023 . Proyek ini memiliki alokasi anggaran awal US$12,5 juta untuk studi G&G, akuisisi seismik, dan satu sumur eksplorasi .

Sementara itu, di blok South Andaman, operator Mubadala Energy mencatat penemuan gas yang signifikan, termasuk hasil Temuan Tangkulo-1 dan Layaran-1, dengan potensi gas lebih dari 6 Tcf . Proyek ini diproyeksikan mulai produksi pada 2028, jika rencana pengembangan disetujui tepat waktu .

Kementerian ESDM juga aktif mendorong pengembangan blok East Natuna dengan rencana lelang ulang blok D-Alpha, disertai insentif khusus demi menarik investor dalam waktu dekat .

Joint Study

Sejumlah perusahaan migas internasional tengah membidik potensi besar di beberapa area strategis Indonesia, termasuk wilayah Andaman dan Mentawai. Namun, lokasi pasti dari sebagian area Joint Study (studi bersama) masih dirahasiakan demi menghindari kebocoran informasi kepada kompetitor.

“Area Joint Study sifatnya confidential, karena kalau dibuka bisa diketahui oleh pesaing. Salah satunya sampai ke area Mentawai,” ujar seorang sumber yang memahami rencana studi tersebut, Kamis (7/8/2025) malam.

Menurutnya, selain Mentawai, ada beberapa wilayah lain yang menjadi bagian kajian, namun belum bisa diungkap ke publik. “Menarik untuk dikaji atau distudi,” tambahnya.

Di kawasan Andaman, aktivitas eksplorasi disebut-sebut melibatkan sejumlah perusahaan besar. “Woodside cukup besar. Yang besar-besar di area Andaman itu ada Exxon, Repsol, Mubadala, dan beberapa lainnya,” kata sumber ruangenergi.com.

Ketika ditanya mengapa Pertamina tidak ikut serta di area Andaman, ia menjelaskan bahwa perusahaan pelat merah tersebut memiliki prioritas lain. “Pertamina fokus di East Natuna, dan juga punya beberapa fokus area lain,” ujarnya.

Kawasan Andaman dan Mentawai memang tengah naik daun di sektor hulu migas, seiring meningkatnya minat investor untuk melakukan eksplorasi di cekungan-cekungan frontier yang diyakini memiliki cadangan migas signifikan.