Bogor, Kompas — PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Regional Kalimantan, Subholding Upstream Pertamina, meraih empat penghargaan dalam ajang SKK Migas Security Award 2025 yang digelar di Bogor, 28–29 Oktober 2025. Penghargaan diberikan kepada tiga anak perusahaan PHI, yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), dan PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Field.
PHM membukukan dua penghargaan sekaligus, yakni Best Security Performance KKKS Wilayah II (Kalimantan–Sulawesi) dan Best Innovation in Security Management Wilayah II. Penghargaan diberikan atas kinerja pengamanan yang dinilai komprehensif dalam pembahasan Work Program & Budget (WP&B) serta penerapan teknologi keamanan yang inovatif di lingkungan operasi.
Sementara itu, PHKT memperoleh penghargaan Best Manajemen Pengamanan Hulu Migas (MPHM) Score Wilayah II berkat capaian nilai audit tertinggi, yaitu 94,60 persen. Adapun PEP Field Tarakan menyabet penghargaan Best Security Budget Utilization Wilayah II atas keberhasilannya mengelola anggaran pengamanan secara efektif dan efisien.
Senior Manager Health, Safety, Security and Environment (HSSE) PHI Regional Kalimantan, Agung Darmawan, menyampaikan apresiasi atas pencapaian tersebut. Ia menilai penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas langkah strategis dan taktis dalam meningkatkan keamanan operasi hulu migas. “Keberhasilan ini menjadi inspirasi untuk memperkuat koordinasi lintas fungsi dan mengembangkan pendekatan proaktif dalam menghadapi dinamika risiko keamanan,” ujarnya.
Rapat Kerja Sekuriti SKK Migas–KKKS 2025 tahun ini mengusung tema “Transformasi Keamanan Hulu Migas Menuju Ekosistem Ketahanan Energi Nasional yang Terintegrasi, Preemptive, Kolaboratif, dan Berkelanjutan.” Forum ini mempertemukan SKK Migas, KKKS, TNI, Polri, serta pemerintah daerah untuk memperkuat sinergi pengamanan operasi migas nasional. PHI mendapat mandat sebagai koordinator pelaksanaan acara, dengan Manager Security PHI Regional Kalimantan, Doddy T. Z. Akbari, sebagai ketua pelaksana.
Agung menegaskan bahwa PHI memandang keamanan sebagai investasi strategis yang menopang produktivitas dan keberlanjutan operasi. Melalui pendekatan adaptif berbasis intelijen, teknologi, dan kolaborasi antar-lembaga, PHI berupaya mendorong transformasi keamanan dari sekadar reaktif menuju pre-emptive, serta dari pendekatan sektoral ke integratif.
Direktur Utama PHI, Sunaryanto, menyebut penghargaan ini sebagai cerminan arah baru keamanan hulu migas Indonesia. Menurutnya, sekuriti kini menjadi “infrastruktur kepercayaan” di tengah tantangan ancaman sosial, digital, dan geopolitik. “Kami terus mengintegrasikan keamanan dalam tata kelola operasional, penguatan SDM, serta pemberdayaan masyarakat agar tercipta ekosistem operasi yang tangguh dan inklusif,” ujarnya. Ia menambahkan, inovasi dan teknologi akan terus didorong untuk menjaga keselamatan dan keamanan obyek vital nasional hulu migas.
Sejumlah inisiatif strategis turut diluncurkan dalam forum tersebut, termasuk sistem pelaporan risiko berbasis digital PERISAI, pengembangan National Energy Security Dashboard, dan penguatan keamanan berbasis komunitas melalui Community-Based Security dan Community Early Warning System (CEWS). Penyederhanaan perizinan bahan peledak (Handak) serta integrasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) juga menjadi bagian dari agenda transformasi keamanan nasional.
PHI merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina yang mengelola kegiatan hulu migas di Regional 3 Kalimantan mencakup Zona 8, 9, dan 10. Pada 2024, PHI mencatat produksi sebesar 58,4 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan 621,2 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD). PHI menyatakan komitmennya untuk terus menjalankan operasi hulu migas yang selamat, efisien, patuh, dan ramah lingkungan guna mendukung keberlanjutan produksi migas nasional.












