Balikpapan, Kalimantan Timur– Kabar gembira datang dari lapangan migas lepas pantai Kalimantan Timur! PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan menyelesaikan pengeboran tiga sumur migas (STA-37, STA-38, dan STA-39) di Wilayah Kerja East Kalimantan & Attaka hanya dalam 82 hari! Ini jauh lebih cepat dari target awal, sekaligus dengan biaya yang lebih efisien.
Pencapaian luar biasa ini tak lepas dari strategi cerdas PHKT dalam mengintegrasikan teknologi terkini, inovasi, dan optimalisasi biaya di setiap tahapan operasi.
Yoseph Agung Prihartono, General Manager Zona 10, dikutip dari website Pertamina Hulu Indonesia, menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah bukti perencanaan yang matang, sinergi tim engineering, serta keandalan operasional tingkat tinggi.
“Kami terus berinovasi untuk memastikan operasi hulu migas, termasuk pengeboran, menjadi lebih efektif dan efisien,” ujarnya.
Teknologi Canggih Hadapi Tantangan Kompleks
Jangan bayangkan ini proyek mudah. Ted S. Pelawi, Drilling Manager PHKT Zona 10, menjelaskan bahwa pengeboran di area STA Platform ini adalah salah satu yang paling kompleks di Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU). Sumur-sumur ini dirancang dengan lintasan lateral dan ada yang menggunakan desain 3D S-curve yang menuntut presisi tinggi dalam directional drilling.
Belum lagi risiko tabrakan dengan 14 sumur aktif lainnya di bawah tanah yang sangat berdekatan! Namun, dengan pemanfaatan perangkat lunak simulasi 3D dan pemantauan real-time melalui teknologi Measurement While Drilling (MWD), PHKT sukses menavigasi tantangan ini dengan aman dan akurat. Ini membuktikan bahwa investasi pada teknologi dan keahlian tim adalah kunci mitigasi risiko terbesar.
Bukan Cuma Cepat, Tapi Juga Ramah Lingkungan!
Prestasi PHKT tak berhenti di efisiensi pengeboran saja. Pertamina Hulu Indonesia (PHI), sebagai holding company dari PHKT, menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan.
Di tahun 2024, PHI berhasil mencatat pengurangan emisi hingga 222,87 ribu ton CO₂eq, meningkat 32,88% dari tahun sebelumnya!
Kemas Adrian, Manager Environment PHI, menjelaskan bahwa ini adalah hasil dari 33 program reduksi emisi, penghematan air bersih hingga 243.102 meter kubik, dan penerapan 44 program 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace) yang mengurangi limbah B3 dan non-B3 sebesar 72,931 ribu ton.
“Keberlanjutan bukan sekadar tujuan, tetapi bagian dari strategi bisnis kami,” tegas Kemas.
Capaian PHKT dan PHI ini menjadi bukti nyata bahwa industri hulu migas Indonesia mampu beradaptasi dengan tantangan, mengadopsi inovasi, dan tetap berkomitmen pada prinsip keberlanjutan. Ini sinyal positif bagi para pebisnis hulu migas: efisiensi, teknologi, dan komitmen ESG (Environmental, Social, and Governance) adalah kunci sukses di masa depan.