Energy Watch: Ketiga Pasangan Capres-Cawapres Belum Paham Target Peta Jalan EBT

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.comDirektur Eksekutif Energy Watch, Daymas Arangga Radiandra menilai, masih adanya gap pemahaman terkait kondisi energi di Indonesia saat ini. Ketiga pasangan calon belum begitu memahami target dari peta jalan EBT yang saat ini sudah ada.

Menurut nya, masalah utama daripada ekonomi hijau adalah bagaimana PLN memiliki masalah over supply listrik yang 60 persennya berasal dari PLTU batu bara. Proses transisi energi ini menurutnya tidak akan berprogres kalau permasalahan intinya tidak diatasi.

“Lalu masalah over kuota subsidi energi juga menjadi hal yang perlu dibahas, karena ini akan erat kaitannya dengan proses perencanaan transisi energi yang akan dilakukan,” kata Daymas dalam keterangannya pada Kamis, (02/11/2023).

Sebelumnya, proposal visi dan misi ketiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) telah disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Didalam proposal tersebut, salah satu yang menjadi fokus isu ketiga calon yakni isu pengembangan ekonomi hijau (green economy). Secara spesifik, program green economy bertujuan untuk melakukan transformasi sistem perekonomian Indonesia menuju perekonomian yang memancarkan gas rumah kaca lebih sedikit sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Terdapat tiga paket kerja dalam program ini: transisi bahan bakar fosil, optimalisasi efisiensi energi, dan mitigasi perubahan iklim. Tujuan khusus dari program ini secara tematik adalah meningkatkan kewaspadaan dari urgensi untuk beralih dari bahan bakar fosil di dalam sistem energi Indonesia, mengoptimalkan penerapan efisiensi energi yang mengarah pada sistem dekarbonisasi energi Indonesia, dan memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim dalam negeri.

Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka

Melihat dokumen program kerja Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, keduanya ingin memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

Khusus pada ekonomi hijau, pasangan calon dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu memaparkan beberapa fokus yang akan didorong. Pertama, akselerasi rencana dekarbonisasi untuk mencapai target net zero emission. Kedua, mengembangkan ekosistem yang terus mengakselerasi pemanfaatan dan pengembangan sumber daya alam yang berkaitan dengan carbon sink dan carbon offset untuk mengakselerasi target net zero emission dan memanfaatkan kesempatan dari ekonomi hijau.

Ketiga, mereka juga ingin melanjutkan program mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (coal-fired power plant retirement) dengan berdasarkan pada asas keadilan dan keberimbangan. Keempat, melanjutkan program biodiesel dan bio-avtur dari kelapa sawit.

Terakhir mengembangkan bioetanol dari singkong dan tebu, sekaligus menuju kemandirian komoditas gula, serta mengembangkan sumber energi hijau alternatif, terutama energi air, angin, matahari, dan panas bumi.

Ganjar Pranowo – Mahfud MD

Sementara pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD akan memfokuskan beberapa hal terkait dengan ekonomi hijau. Pertama, untuk transisi energi mereka akan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai generator pembaharuan yang potensinya sekitar 3.700 GW secara bertahap untuk kebutuhan energi dalam negeri, sehingga porsi EBT di dalam bauran energi menjadi 25-30 persen hingga 2029

Kedua, melalui desa mandiri energi. Desa ini diharapkan mampu mendayagunakan sumber energi lokal berbasis energi baru terbarukan untuk memasok kebutuhan energinya, sehingga menjadi bagian dari gugus penghijauan ekonomi Indonesia.

Ketiga, limbah menjadi berkah. Dalam hal ini, Ganjar dan Mahfud ingin agar pengelolaan sampah dan limbah yang terintegrasi dan ramah lingkungan agar berkah ekologi dapat terwujud. Mengubah sampah menjadi peluang tambahan penghasilan alternatif bagi rakyat alias berkah ekonomi (waste to cash).

Keempat adalah ekonomi sirkuler. Ini difokuskan agar meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan dengan ganyang plastik dan gebrak polusi melalui pendekatan reduce, reuse, recycle, repair and refabricate (5Rs).

Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar

Tidak ketinggalan, pengembangan ekonomi hijau dan transisi energi juga menjadi salah satu perhatian pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar apabila terpilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dalam bidang ekonomi hijau dan energi terbarukan, pasangan dari Koalisi Perubahan untuk Kesatuan (KKP) ini ingin melaksanakan program “Indonesia Menuju EBT” melalui diversifikasi energi, termasuk bioenergi, panas bumi, air terjun, angin, hidrogen, dan tenaga surya.

“Program tersebut dilakukan dengan dukungan pemerintah dari sisi pembiayaan maupun pemetaan potensi, serta dengan memaksimalkan transfer teknologi,” demikian tertulis dalam dokumen visi misi AMIN.

Pasangan dijuluki AMIN itu juga ingin memaksimalkan peran panas bumi, di mana Indonesia memiliki sekitar 40 persen cadangan dunia, dengan mendorong penemuan cadangan terbukti oleh pemerintah, untuk menurunkan risiko dan meningkatkan daya tarik investasi.

Lalu, membuka peluang bagi masyarakat dan komunitas, untuk memproduksi EBT dan memasarkannya ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), guna mendorong pertumbuhan EBT. Serta membentuk Dana Abadi (Resource Endowment Fund) berasal dari pendapatan sumber daya alam (SDA), yang dialokasikan untuk riset EBT, peningkatan kualitas manusia, dan untuk memberikan insentif bagi penerapan EBT.