Gunung Sitoli,ruangenergi.com –Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti pergerakan harga bahan bakar minyak (BBM).
Erick meminta masyarakat tetap waspada karena harga BBM itu sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Sehingga, turunnya harga Pertamax belum lama ini ke harga Rp 12.800 per liter, bukan menjadi jaminan harganya akan tetap atau terus menurun. Bahkan terbuka kemungkinan harga Pertamax meningkat lagi jika harga minyak mentah di dunia naik.
“Kemarin, pemerintah, karena minyak dunia harganya turun, BBM yang sesuai dengan harga pasar seperti Pertamax kita turunkan. Namun kita juga harus waspada karena bukan tidak mungkin harga Pertamax bisa naik lagi, minggu depan atau bulan depan,” kata Erick saat menjawab pertanyaan media di Taman Kota Gunung Sitoli, Pulau Nias, Sumatera Utara, Minggu (7/1/2023).
Erick menambahkan, dalam hal penetapan harga BBM, pemerintah akan membuka data setransparan mungkin. Jika harga minyak dunia turun, Pertamax akan turun. Namun, khusus untuk Pertalite masih disubsidi, Rp 1.000 lebih, Solar masih disubsidi dibantu pemerintah Rp 6.500.
“Didorong pemerintah, Pertamina selama bulan Januari sampai Agustus 2022 membantu memberikan bantuan sebesar Rp 10 triliun. Itu kita lakukan. Artinya Pemerintah hadir jika rakyat memerlukan,” tegas Erick.
Gelar Marga Zebua
Menteri BUMN Erick Thohir mendapatkan kehormatan dari masyarakat Pulau Nias, berupa pengakuan menjadi bagian dari Marga Zebua. Dengan kehormatan ini, Erick telah dianggap sebagai warga Pulau Nias.
Bagi Erick, gelar tersebut merupakan sebuah kehormatan besar, sekaligus merupakan tanggung jawab untuk mendampingi masyarakat Nias agar segera terangkat kondisi perekonomiannya.
Kondisi perekonomian Pulau Nias menjadi penekanan Erick karena empat kabupaten yang ada di pulau paling Barat Indonesia ini tergolong tertinggal, termasuk jika dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain di Provinsi Sumatera Utara.
“Ini adalah sebuah kehormatan luar biasa bagi saya sebagai bagian dari warga Zebua, dan menjadi bagian dari warga Pulau Nias. Karena itu, tidak mungkin kita meninggalkan saudara -saudara kita yang tertinggal di berbagai wilayah. Pulau Nias ini ada 4 kabupaten yang terendah dalam ekonominya. Kalau kita lihat sebagai bagian Provinsi Sumatera Utara, ada 4 kabupaten diantaranya, yang terendah perekonomiannya ya di sini,” ujar Erick di Taman Kota Gunung Sitoli, Pulau Nias, Sumatera Utara, Minggu (7/1/2023).
Pemberian gelar adat Nias tersebut ditetapkan melalui musyawarah para tetua adat. Erick menyadari, disematkannya suatu gelar kehormatan, selalu beriringan dengan tanggung jawab dan darma bakti yang harus diemban serta dijaga.
“Saya kini dikenal oleh masyarakat Nias sebagai Erick Thohir Zebua, dengan gelar kebangsawanan Balugu Sangeri Banua yang bermakna ‘Pengayom Negeri’. Suatu kehormatan. Zebua adalah nama keluarga terhormat yang juga berperanan penting dalam kebudayaan Nias,” tutur Erick menjelaskan.