Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) memastikan pihaknya selalu melakukan evaluasi secara tahunan terhadap target lifting migas.
Bahkan juga saat ini yang sedang dilakukan SKK Migas, adalah mengevaluasi bagaimana progres dari IOG (Indonesia Oil and Gas) 4.0, long term plan (rencana jangka panjang)
“Intinya, kalau buat kami adalah ya, tetap target (lifting) 1 juta barrel oil per day (BOPD) itu tidak berubah. Itu harus kita capai,” ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro di sela-sela acara PetroChina Media Gathering with Journalist , Senin (18/03/2024), di Jakarta.
SKK Migas, lanjut Hudi, memastikan target lifting 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030 tidak berubah, meskipun Komisi VII DPR RI meminta untuk meninjau kembali.
Dalam catatan ruangenergi.com, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyampaikan pihaknya melihat setelah 5 tahun, dari 2019 hingga 2024, kini sudah waktunya mereview long term planning (LTP).
Kondisi penyusunan LTP waktu dikarenakan mereview berbagai proyek, berbagai opportunity yang akhirnya membuat target 1 juta barel dan 12 BSCFD. Bahkan ada CEO Forum yang digelar di tahun 2019, menandatangani semua detail LTP tadi. Komitmen dari semua K3S menjalankan apa yang dituangkan oleh SKK Migas dalam LTP.
“Namun diakhir 2019, dan diawal 2020 muncul Covid.Begitu banyak kegiatan-kegiatan yang sangat terbatas yang bisa kita lakukan. Baik kegiatan di lapangan, proyek dan lain sebagainya. Terjadi kemunduran-kemunduran. Lalu di awal tahun ini (2024) kami melihat sudah hampir 5 tahun waktunya untuk mereview kembali LTP yang kita miliki. Sebenarnya kami sudah mendapatkan resumenya, tetapi belum secara resmi kita launching ya, untuk menjadi LTP yang baru. Intinya, mundur 2 sampai 3 tahun, karena diakibatkan pandemi yang kita hadapi,” kata Dwi Soetjipto menjawab pertanyaan Komisi VII DPR dalam RDP, Rabu (13/03/2024), di Jakarta.