FABA Bisa Jadi Media Perkuat Perekonomian Desa

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – Direktur Operasi I PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) M. Yosi Noval menyebutkan bahwa FABA (Fly Ash Bottom Ash) dapat dijadikan sebagai media untuk memperkuat perekonomian desa di sekitar PLTU. Saat ini, pemanfaatan FABA diupayakan agar menjadi bisnis komersial bagi PLTU dan masyarakat sekitar.

Menurut dia, FABA juga dijadikan sebagai material baik untuk bahan urukan, pengecoran jalan dan sebagainya.

“Artinya FABA dapat memberdayakan UMKM masyarakat sekitar. Misalnya menjadi pengusaha paving block dan batako. Oleh sebab itu, kita mendorong BUMDes untuk mengembangkan FABA,”  katanya pada webinar bertajuk “Pemanfaatan FABA untuk infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat” yang digelar Ruangenergi.com, pada Kamis (07/4/2022).

Selain itu, kata dia, FABA dapat digunakan sebagai konservasi alam. Di mana produk FABA bisa digunakan sebagai pencegah abrasi, rehabilitasi lahan tambang, juga dijadikan material terumbu karang untuk perbaikan daerah pesisir pantai.

“Bisa digunakan sebagai infrastruktur desa, fasilitas umum maupun fasilitas sosial. Dengan demikian akan terjadi circular economy yang mandiri. Kita dorong supaya masyarakat desa memanfaatkannya secara mandiri sehingga menjadi bisnis yang berkelanjutan,” jelasnya.

Sebagai informasi, lanjut Yosi, saat ini sudah ada beberapa BUM Des di beberapa daerah yang berjalan secara berkelanjutan dan memproduksi secara rutin dengan konsumen yang sudah banyak tersebar.

“Contoh kerjasama dengan BUMDes di PLTU Belitung. Secara rutin pihak PJB memberikan FABA pada BUMDes. Mereka pun memproduksi dalam bentuk batako, paving block dan lain semacamnya. Ada sekitar 4 ton FABA yang dikelola. Selain di Belitung, pengelolaan FABA ada di PLTU Pacitan, jumlahnya mencapai 50 ton,” paparnya.

Pengelolaan FABA, kata dia, juga ada di PLTU Tanasa, Sulawesi Selatan. Selain itu di PLTU Kaltim Teluk produk FABAnya juga cukup berkembang.

“Cukup banyak perusahaan yang dibina sehingga produknya juga cukup besar. Ini dipergunakan untuk perbaikan jalan-jalan, baik jalan lingkungan, jalan desa dan jalan umum, seperti di PLTU Tanasa dan Rembang,” ungkap Yosi.

FABA juga dapat digunakan sebagai bahan timbunan-timbunan dengan bottom ash. Volumenya cukup banyak. Diperuntukan sebagai stabilisasi lahan maupun untuk pengurukan tanah. Kemudian digunakan untuk beton perkerasan. Misalnya untuk jalan, sebagai pemecah ombak, dan paving block, dan pemanfaatan lainnya.

Selama ini yang bisa diharapkan secara komersial hanya fly ash karena bisa dijual di pabrik semen.

“Kami sudah berupaya agar bottom ash bisa kita jual secara komersial. Kita upayakan beberapa pebrik semen untuk memanfaatkan buttom ush ini. Dalam kondisi tertentu menjadi bahan yang dicari oleh pabrik semen untuk perkuatan produk-produk mereka,” tutup Yosi.

Information Centre
Sementara Direktur Operasi II PT Indonesia Power, R. Bambang Anggono mengatakan bahwa PT Indonesia Power telah memiliki FABA Information Centre.

“Lewat fasilitas ini kita siap memberikan segala informasi mengenai FABA. Misalnya untuk pengenalan material limbah FABA. Juga menampilkan produk turunan FABA,” kata Bambang.

Melalui fasilitas ini, lanjut Bambang, FABA Information Centre dapat memberikan informasi tentang hasil riset dari perguruan tinggi maupun lembaga riset lainnya.

“Disamping itu perusahaan juga menyediakan perpustakaan digital baik yang visual maupun audiovisual. Penerapan pemanfaatan dan turunan FABA dan mendorong pemanfaatan FABA lebih masif lagi,” ungkapnya.

Sebagai informasi, lanjut dia, Indonesia Power juga menggunakan FABA untuk pemadatan tanah, areal tanam di PUPR NTB, Taman Ecopark, paving PLN di area PLN. Sedang di PLTU Pangkalan Susu, Sumatera Utara, FABA dimanfaatkan untuk rumah warga, paving dan jalan-jalan akses.

“Untuk PLTU di Banten, FABA juga dimanfaatkan sebagai pembangunan masjid, kandang bebek, bedah rumah dan posyandu,” pungkasnya.(SF)