Batubara

Fantastis, Naik 33% HBA Bulan November US$ 215,01 per Ton

Jakarta, Ruangenergi.com Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa Harga Batubara Acuan (HBA) bulan November mengalami lonjakan sebesar 33% atau US$53,38 per ton ke level US$ 215,01 per ton dari bulan Oktober, yaitu US$ 161,63.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengatakan kenaikan HBA ini dipengaruhi oleh datangnya musim dingin dan krisis batubara yang dialami Tiongkok. Sehingga hal tersebut berimbas pada harga batubara global.

“Harga ini merupakan level HBA tertinggi dalam puluhan tahun terakhir. Permintaan dari Tiongkok terus meningkat menyusul mulai memasuki musim dingin serta kondisi cuaca buruk menyebabkan terganggunya kegiatan produksi dan transportasi batubara di provinsi produsen batubara,” terang Agung, (08/11).

Agung menambahkan, faktor komoditas lain seperti kenaikan harga gas alam juga memiliki pengaruh dalam menentukan harga batubara global.

“Supercycle masih punya pengaruh mendorong kenaikan harga komoditas dasar akibat dari adanya pertumbuhan ekonomi global baru pascapandemi,” paparnya.

Menurutnya, HBA sendiri terus mengalami peningkatan yang luar biasa sepanjang tahun 2021. Dibuka pada level US$ 75,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada bulan Februari US$ 87,79 per ton, sempat turun di Maret US$ 84,47 per ton.

Selanjutnya, kata Agung, HBA terus mengalami kenaikan secara beruntun hingga bulan November 2021. Rinciannya, April di angka US$ 86,68, Mei (US$ 89,74), Juni (US$ 100,33), Juli (US$ 115,35), Agustus (US$ 130,99), September (US$ 150,03), dan Oktober (US$ 161,63).

Lebih jauh, agung menuturkan, HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Di mana, terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand.

Pada faktor turunan supply, Agung menjelaskan, hal tersebut dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand, Agung mengatakan, hak itu dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Nantinya, HBA bulan November ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama satu bulan ke depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *