Jakarta, ruangenergi.com- Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Utara Rikky Rahmat Firdaus mengatakan, dalam dua tahun sejak diterimanya alih-kelola operator dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada 9 Agustus 2021, Pertamina Hulu Rokan (PHR) dinilai berhasil mempertahankan level produksi di angka rata-rata harian 161 ribu Barel Oil Per Day (BOPD).
Meskipun, secara natural Wilayah Kerja Rokan mengalami penurunan produksi. Namun oleh PHR dapat ditahan menjadi 0 persen decline.
“Dalam 2 tahun PHR bisa tahan level produksi rata-rata 161 ribu bopd dan 0% decline,” kata Rikky dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Rabu (27/12/2023) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, SKK Migas resmi memberikan persetujuan terhadap dua usulan rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau.
Salah satunya, proyek di Lapangan Minas Tahap-1 (Area-A) dengan nilai investasi Rp1,48 triliun disetujui pada Kamis (14/12/2023).
Sebelum itu, SKK Migas lebih dahulu menyetujui POD Steamflood EOR Lapangan Rantaubais Tahap-1 senilai Rp3,7 triliun pada 1 Desember lalu. Dengan demikian, total investasi yang dikucurkan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mencapai Rp5,18 triliun.
“Persetujuan dua POD EOR di akhir tahun 2023 ini menunjukkan bahwa kita semua commit untuk menyelesaikan secara tuntas, 2024 menjadi tahun eksekusi untuk implementasi proyek-proyek EOR yang sudah ditunggu oleh banyak pihak,” ungkap Benny Lubiantara, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dalam pernyataan tertulis, Selasa (19/12/2023).