Jakarta, Ruangenergi.com – Pemerintah masih membuka opsi bagi pihak yang ingin berpartner PT Pertamina (Persero) dalam menggarap proyek Lapangan Gas Abadi Masela.
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Batubara (ESDM) Tutuka Ariadji, partner yang dicari adalah yang dapat membantu mengurangi resiko bisnis ketika produksi Blok Masela.
Pasalnya, baik Pertamina, Petronas maupun Inpex belum memiliki pengalaman yang cukup untuk memindahkan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari off-shore ke on-shore melalui fasilitas pipa panjang.
“Mengurangi resiko, kan Petronas, Pertamina, Inpex belum punya pengalamsn untuk offshore LNG, kan belum begitu banyak pengalamannya. (Jadi partner) yang dicari yang sebenarnya bisa membantu mengurangi resiko bisnis yang semacam ini,” katanya di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Sebelumnya, diberitakan bahwa pengembangan ladang gas Masela disebut-sebut memang berisiko besar. Hal itu lantaran proyek pengembangangannya yang akan menggunakan sistem kombinasi darat dan laut.
Sebagaimana diketahui, lokasi Blok Masela berada di lapangan lepas pantai Kepulauan Tanimbar yang membuat proyek Masela itu berkaitan dengan pengangkutan gas melalui pipa panjang ke fasilitas gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) di darat atau onshore.
Oleh karena tingkat kesulitan serta kerumitan teknis tersebut, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengajak para mitra untuk bersama menggarap proyek Blok Masela ini.
“Tentu tidak menutup kemungkinan adanya pihak lain untuk masuk yang tentu akan melengkapi kompetensi dari blok ini dalam eksekusinya, ini memang cukup dari sisi teknis kan complicated, ya sehingga kita harus pastikan semua berjalan baik,” jelas Nicke saat RDP dengan Komisi VII DPR RI, beberapa waktu lalu.(Ert/SL)