Gas Bumi Jatim Aman! HCML Tancap Gas Kembangkan Lapangan MDK Mulai 2026/2027

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Surabaya, Jawa Timur, ruangenergi.com– Kabar gembira bagi industri dan masyarakat Jawa Timur! Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) menunjukkan komitmen kuatnya dalam menjamin ketersediaan suplai gas. Pengembang gas terbesar di Jatim ini siap menggarap lapangan baru, MDK, yang dijadwalkan mulai di akhir tahun 2026 atau awal tahun 2027.

Penegasan ini disampaikan oleh Manager Regional Office dan Relations HCML, Hamim Tohari, di sela-sela kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) pada Selasa (30/9/2025). “Tahun ini (produksi) akan kami pertahankan. Mulai tahun depan akhir atau awal tahun 2027 akan berencana melakukan pengembangan sumur MDK,” ujar Hamim.

Langkah strategis ini merupakan bagian dari pengembangan lapangan MDA-MBH yang berlokasi di Selat Madura, dekat Kabupaten Sumenep, dan telah berproduksi sejak akhir 2022. Pengembangan MDK krusial untuk terus memastikan suplai gas di wilayah Indonesia, khususnya Jawa Timur, tetap terpenuhi.

Saat ini, HCML memproduksi gas dari tiga lapangan yang beroperasi dengan volume fantastis, mencapai 222 juta standar kaki kubik per hari (MMCFD), dan angka ini akan terus dipertahankan. Dengan pencapaian ini, HCML resmi menjadi pemasok gas terbesar di Jawa Timur.

“Produksi gas HCML terbesar di wilayah Jatim karena 50 persen hingga 60 persen suplai gas dalam negeri Jatim dari HCML,” jelas Hamim.

Seluruh suplai gas dari HCML diprioritaskan untuk kebutuhan domestik sesuai keputusan Menteri ESDM, yang disalurkan ke tiga sektor utama: pupuk, listrik, dan industri. Komitmen ini terbukti mampu menjaga ketersediaan pupuk, bahkan saat pandemi COVID-19, sehingga aktivitas pertanian tetap berjalan lancar.

Di luar target produksi, HCML juga gencar menjalankan Program Pengembangan Masyarakat (PPM) sebagai wujud tanggung jawab sosial. Fokusnya beragam, mulai dari sektor pendidikan, ekonomi, hingga infrastruktur.

Di sektor pendidikan, HCML telah memberikan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa, bahkan beberapa penerima beasiswa kini telah menjadi tenaga inti di perusahaan tersebut. Sementara untuk sektor ekonomi, yang banyak menyasar masyarakat nelayan Madura, program yang digulirkan meliputi pelatihan perbaikan mesin ringan dan pendampingan pengolahan hasil laut bagi ibu-ibu nelayan.

“Kita benahi infrastrukturnya, sarana dan prasarananya, dengan harapan ada ruang tumbuh, sektor pariwisata tumbuh, sektor UMKM tumbuh seiring dengan pertumbuhan industri hulu migas,” tutup Hamim, menyinggung upaya pembangunan infrastruktur di daerah wisata.

Senada, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Jabanusa, Febrian Ihsan, menggarisbawahi pentingnya PPM sebagai pendorong keberhasilan industri hulu migas. Ia mengungkapkan, realisasi program PPM di wilayah SKK Migas pada semester I/2025 sudah mencapai 50 hingga 60 persen, yang bertujuan untuk mendorong kemandirian masyarakat.

“Melalui PPM kami mendorong masyarakat untuk mandiri sehingga ketika lapangan migas tidak beroperasi lagi maka masyarakat bisa terus bertumbuh,” pungkas Febrian.