Jakarta,ruangenergi.com-PT Pertamina (Persero) berkomitmen penuh menjalankan penugasan pemerintah untuk menuntaskan megaproyek kilang dan Petrokimia.
Salah satunya melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) di Kilang Pertamina.Kilang Balongan merupakan salah satu bagian RDMP yakni pengembangan kilang guna meningkatkan kapasitas pengolahannya.
Pada phase 1 ini, RDMP dimulai dari Unit CDU (Crude Destilation Unit) yang berfungsi sebagai fasilitas penyulingan minyak mentah dengan melakukan upgrading yang sudah dimulai sejak Februari 2021.
RDMP Kilang Balongan saat ini terus menunjukkan progress positif, hingga September 2021, tahapan Engineering, Procurement and Construction (EPC) RDMP Balongan Fase ke-1 telah mencatat angka 30.43% dari target 29.77%.
RDMP Balongan merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi kilang Balongan dari 125 Million Barel Steam per Day (MBSD) menjadi 150 MBSD.
Pengembangan Petrokimia
Salah satu yang menjadi fokus pengembangan adalah di industri Petrokimia, yakni kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (PT TPPI) yang berlokasi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Kilang tersebut ditargetkan menjadi penghasil Petrokimia Terbesar di Asia Tenggara.
Sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, penyerahan Kilang TPPI di bawah kontrol Pertamina, karena sebagai salah satu kilang terbesar di Indonesia, kilang tersebut dapat dikelola secara terintegrasi. Sebagai pengolahan Petrokimia, Kilang TPPI berpotensi menghasilkan produk aromatik, baik para-xylene, ortho-xylene, bensin, toluene, heavy aromatic. Namun juga dapat menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti; Premium, Pertamax, elpiji, solar, kerosene.
Presiden juga menilai pengelolaan kilang TPPI di bawah Pertamina optimasi kawasan kilang TPPI akan berpotensi menciptakan penghematan devisa negara hingga 4,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp56 triliun. Sehingga, pengelolaan kawasan pabrik Petrokimia TPPI akan berkontribusi menciptakan ketahanan energi melalui subtitusi produk petrokimia impor. Hal tersebut memiliki nilai penting dalam menghadapi tantangan negara Indonesia selama beberapa decade terakhir.
Untuk merealisasikan harapan Presiden tersebut, Pertamina bergerak cepat dan memastikan proyek pengembangan Kilang TPPI tetap berjalan. Setelah mengakuisisi PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) pada akhir tahin 2019, Pertamina melalui Subholding Refining & Petrokimia, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) tancap gas menyiapkan pembangunan fasilitas produksi olefin dan aromatik di Kawasan TPPI, Kabupaten Tuban Jawa Timur.
Pertamina melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) terus optimalkan progress proyek Refinery Development Master Plan (RDMP). Salah satu unit yang tengah mengalami tahap pembangunan kilang adalah RDMP Balongan, bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang konsisten menunjukkan progress positif. Hingga September 2021, tahapan Engineering, Procurement and Construction (EPC) RDMP Balongan Fase ke-1 telah mencatat angka 30.43% dari target 29.77%.
Capaian EPC dari RDMP Balongan terutama ditunjang dengan percepatan konstruksi, dimana saat ini konstruksi sudah terealisasi sebesar 36.22%. Angka ini cukup jauh melampaui target yang ditetapkan sebesar 28.159 %. Di bulan September 2021, RDMP Balongan Pertamina sudah memulai proses konstruksi untuk Mechanical & Piping.
Guna memastikan tahapan proyek RDMP Balongan berjalan sesuai target, Pertamina melalui PT KPI telah menerapkan sejumlah strategi termasuk strategi kontrak Dual Feed Competition (DFC). DFC merupakan strategi kontrak yang menandingkan dua atau lebih praktik Front End Engineering Design atau FEED. Dengan strategi tersebut, kajian dan eliminary planning proyek dapat dilakukan lebih awal tepatnya dalam fase FEED. Dengan strategi DFC yang diterapkan, kedatangan material, progress construction civil (piling, foundation work, dan steel structure), piping fabrication dapat dilakukan lebih cepat dari planning.
Progres positif proyek RDMP Balongan ditunjang oleh milestones-milestones terdahulu termasuk revamping fasilitas penyulingan minyak mentah (Crude Distillate Upgrading / CDU) pada bulan Februari 2021, maupun penyelesaian dokumen proses, mechanical dan civil engineering yang sudah rampung 100 persen pada Agustus 2021. Dengan kemajuan konstruksi yang cukup pesat ini, harapannya target penyelesaian proyek pada Mei 2022 dapat tercapai.