Jakarta, Ruangenergi.com – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto menyatakan, saat ini pemanfaatan energi fosil (batubara) yang digunakan sudah hampir 70% lebih.
Menurutnya, jika cadangan batu bara terus-menerus ditambang, maka cadangan tersebut tidak akan bertahan lama.
Selain itu, biaya yang akan dikeluarkan akan menjadi mahal jika harus mengimpor BBM untuk kebutuhan dalam negeri. Terlebih lagi, jika pemerintah tidak segera melakukan transformasi ke Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Menurut saya, kondisi seperti ini tidak boleh bertahan lama. Indonesia nanti akan kehabisan sumber energi yang menyebabkan kekurangan energi,” terang Mulyanto pekan lalu.
Untuk itu, Komisi VII mendorong agar sumber utama energi bahan bakar diperbaharui menjadi EBT, yakni bauran energi yang tidak akan habis dan bersih.
“Kita harus dorong EBT dari kebijakan energi nasional yang sudah ditargetkan pemerintah tahun 2025 sebanyak 23%. Namun di sisi lain pada kenyataanya kontribusi EBT pada tahun 2021 baru mencapai 11%. Masih jauh dari target,” imbuh Mulyanto.
Lebih jauh, Legislator dapil Banten III tersebut megungkapkan, demi mencapai target yang diinginkan, ada sejumlah masalah yang dihadapi pemangku kepentingan terkait, seperti perlu adanya insentif untuk pengembangan EBT, kelembagaan yang belum kuat, serta teknologi yang masih lemah.
“Saya yang duduk di Komisi VII DPR akan membahasnya dengan sebuah regulasi apa saja, kira-kira hal yang kita bisa bantu agar target pemerintah bisa tercapai,” tandas Mulyanto.