Bintuni, Papua Barat Daya, ruangenergi.com-Terkait perkembangan proyek migas milik Genting Oil, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan Genting Oil Kasuari Pte Ltd (GOKPL) yang memiliki wilayah kerja migas blok Kasuari di Teluk Bintuni Papua Barat Daya akan mulai beroperasi tahun 2027, dengan produksi 300 MMSCFD Gas.
Menurut Bahlil, dari lima sumur yang sudah dibuka di Genting oil, empat (4) sumur sudah siap beroperasi 100 Persen.
“Sumur Kelima, sekarang masih on going dan pembangunan camp pekerja, progresnya baru 20 Persen,” kata Bahlil saat melakukan kunjungan lapangan di 2 (dua) lokasi proyek migas di Teluk Bintuni Papua Barat Daya, yaitu Genting Oil Kasuari Pte Ltd dan LNG Tangguh british petroleum (bp).
Dalam kunjungan ini Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia di dampingi Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas, Tri Winarno, Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto dan Presiden bp Asia Pacific , Kathy Wu, Manajemen Genting Oil dan Wakil Ketua DPD RI Asal Papua, Yoris Raweyai.
Selain itu, Genting Oil juga sedang membangun kapal floating LNG di Cina, yang merupakan floating LNG terbesar di Indonesia dan terbesar ke Tujuh (7) di dunia.
“Validasi dan progresnya kami akan melakukan kunjungan ke pabrik floating LNG, “ ujar Bahlil lagi.
Dalam catatan ruangenergi.com, sejak kontrak bagi hasil ditandatangani pada Mei 2008, Genting telah mengebor 10 sumur eksplorasi di struktur Asap‑Merah‑Kido—semuanya berhasil menemukan hidrokarbon.
Rencananya, produksi gas sekitar 300 MMscfd, dibagi menjadi:~100 MMscfd untuk pabrik pupuk (amonia/urea) selama 17 tahun.~200 MMscfd untuk fasilitas LNG (FLNG atau modul onshore) selama 18 tahun.
Pada 20 September 2023, Genting Oil Kasuri menandatangani Gas Sales Agreement bersyarat dengan PT Pupuk Kaltim untuk suplai gas 101–112 MMscfd ke pabrik amonia‑urea dan metanol di Papua Barat.
PT Pupuk Indonesia (Persero) menggandeng Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL) dalam pemenuhan gas bumi dari Blok Kasuri untuk pabrik amoniak-urea dan methanol di Papua Barat.
Adapun volume pasokan gas yang penuhi yaitu berkisar 112,6 MMSCFD untuk pabrik amoniak-urea, dan 109,3 MMSCFD untuk pabrik methanol.