Serang, ruangenergi.com — Diiringi deru ombak dan hembusan angin laut, belasan gerobak berwarna cerah hilir-mudik di jalan-jalan sempit Desa Pulo Panjang, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang. Di dalamnya berisi tumpukan sampah rumah tangga yang diangkut dari sudut-sudut permukiman menuju titik pengumpulan. Bagi warga setempat, pemandangan itu tidak saja berarti rutinitas baru, tapi juga simbol perubahan kecil yang membawa makna besar bagi lingkungan pesisir mereka.
Perubahan tersebut lahir melalui Program Gerobak Lingkungan Asri Pesisir (GERLAP), hasil kolaborasi antara PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatra (PHE OSES) Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina dan masyarakat Desa Pulo Panjang. Sebanyak 12 unit gerobak serbaguna diserahkan secara simbolis kepada 12 Kepala RT dalam acara yang berlangsung di Kantor Desa Pulo Panjang, awal Oktober 2025. Penyerahan ini menjadi wujud nyata kepedulian Perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan dan kebersihan di wilayah kepulauan.
“Selama ini kami kesulitan membawa sampah ke tempat pembuangan, karena jarak dan akses yang terbatas. Dengan adanya gerobak-gerobak ini, pekerjaan jadi lebih ringan, lingkungan juga lebih bersih,” ujar Ratu Bulkis, Kepala Desa Pulo Panjang.
Desa Pulo Panjang yang memiliki luas sekitar 750 hektare ini terletak terpisah dari daratan Kabupaten Serang, dan hanya dapat dijangkau melalui jalur laut. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, volume sampah rumah tangga juga meningkat. Kondisi ini kerap diperparah oleh banjir rob yang membawa masuk material laut ke halaman rumah warga.
“Kalau sudah banjir rob, banyak sekali sampah laut yang terbawa arus dan menumpuk di pesisir, bahkan masuk ke permukiman,” jelas Ratu sambil menunjuk tumpukan sampah di tepi pantai. “Belum lagi sampah rumah tangga sehari-hari.”
Melihat kondisi tersebut, PHE OSES, yang memiliki wilayah operasi di sekitar perairan wilayah tersebut, berinisiatif membantu masyarakat menghadirkan solusi sederhana namun berdampak nyata berupa gerobak pengangkut sampah yang fungsional dan mudah digunakan.
Gerobak-gerobak tersebut berukuran tinggi 100 sentimeter dan lebar 80 sentimeter, menyesuaikan kondisi jalan desa yang sempit. Desainnya memungkinkan warga dengan mudah mendorongnya melintasi gang-gang kecil. Selain untuk mengangkut sampah, gerobak ini juga dapat difungsikan untuk membawa material untuk kerja bakti, memperkuat semangat gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat pulau.
Menurut Indra Darmawan, Head of Comrel & CID PHE OSES, program ini bukan sekadar penyediaan sarana kebersihan. “Kami memahami bahwa menjaga kebersihan di pulau kecil seperti Pulo Panjang membutuhkan semangat gotong royong dan sarana yang memadai. Program ini diharapkan menjadi pemicu agar masyarakat semakin aktif mengelola sampah dan menjaga lingkungannya,” jelas Indra.
PHE OSES secara konsisten mengintegrasikan aspek keberlanjutan dalam setiap program pengembangan masyarakat, termasuk di bidang pengelolaan lingkungan di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Kini, gerobak lingkungan menjadi simbol perubahan di Desa Pulo Panjang. Selain memperlancar pengangkutan sampah, inisiatif ini menjadi langkah awal menuju sistem pengelolaan lingkungan yang lebih berkelanjutan. Dengan dukungan masyarakat, PHE OSES berharap Pulo Panjang dapat menjadi contoh desa pesisir yang bersih, sehat, dan sadar lingkungan.
“Kalau pulau bersih, kami juga sehat,” imbuh Ratu sambil tersenyum menatap warga yang tengah mendorong gerobak barunya di tepi pantai. “Gerobak ini mungkin kecil, tapi maknanya besar bagi kami.”












