Jakarta, ruangenergi.com- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) akan tandatangani penerapan dekarbonisasi dengan ENI S.p.A pada Jumat ini (02/02/2024).
Penandatanganan ini dilakukan di Gedung Kementerian ESDM. Rombongan ENI direncanakan bertemu dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif di ruang kerjanya.
“Rencananya begitu (penandatangan dekarbonisasi ENI dengan KESDM). Tunggu jam mainnya, semoga nggak ada perubahan,” kata Kepala Biro KLIK Kesdm Agus Cahyono Adi ketika ditanyakan ruangenergi.com perihal adanya penandatangan tersebut, Jumat (02/02/2024), di Jakarta.
Mengutip laman renovablesverdes, Rabu (27/9/2023), dekarbonisasi adalah proses pengurangan emisi gas rumah kaca ke atmosfir, khususnya karbon dioksida (CO2), dari berbagai sektor yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Tujuannya adalah untuk mencapai ekonomi global rendah emisi dan mencapai netralitas iklim melalui transisi energi.
Dekarbonisasi dibutuhkan sebagai langkah mitigasi untuk mengurangi karbon di atmosfer. Hal ini bisa dicapai dengan meninggalkan bahan bakar fosil dan beralih ke energi atau bahan yang mengeluarkan lebih sedikit karbon.
Namun, untuk mencapai netralitas karbon rupanya tidak serta-merta bisa dilakukan. Perkembangan teknologi yang ada saat ini dinilai belum matang, sehingga biaya yang dibutuhkan sangat tinggi. Toh, hukum dekarbonisasi adalah wajib.
Untuk itu, ada beberapa langkah yang ditempuh. Salah satunya adalah dengan meningkatkan efisiensi energi, yaitu memanfaatkan energi dengan lebih efisien sehingga dapat mengurangi penggunaan energi dan emisi GRK. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti angin, matahari, dan air.
Manfaat dari dekarbonisasi sangat banyak, antara lain, mengurangi risiko perubahan iklim, meningkatkan kualitas udara, mengurangi biaya energi, meningkatkan inovasi teknologi, serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Selain itu, dekarbonisasi juga dapat membuka peluang untuk mengembangkan industri hijau dan menciptakan lapangan kerja yang baru.