Good News Hulu Migas: Pertamina EP Sukses Tes Produksi Sumur Benuang D16 dengan Hasil 2.045 BOPD dan 5,2 MMSCFD Gas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com – Kabar baik datang dari sektor hulu migas nasional. PT Pertamina EP Asset 2 (PHR Zona 4) berhasil menyelesaikan pengeboran Sumur Benuang (BNG)-D16 yang kemudian dikembangkan menjadi Sumur BNG-069.

Pada uji produksi awal yang dilakukan pada September 2025, sumur ini mencatatkan hasil sementara sebesar 2.045 barel minyak per hari (BOPD) dan 5,2 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Menariknya, aliran produksi ini mengalir secara natural pada bukaan open flow, berasal dari lapisan TAF-N2 yang diduga merupakan new pool tank reservoir berbeda dari lapisan TAF-N2 eksisting.

Sumur BNG-069 terletak di Struktur Benuang, Field Adera, tepatnya di sebelah timur laut Prabumulih, Sumatera Selatan. Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan kabar gembira ini kepada Menteri, Wakil Menteri, dan jajaran terkait sebagai bentuk capaian positif industri migas nasional.

“Alhamdulillah, pengeboran Sumur Benuang D16 yang dikembangkan menjadi BNG-069 berhasil diuji produksi dengan hasil menggembirakan. Terima kasih atas dukungan semua pihak,” ujar Djoko usai melaporkan ke Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada Selasa (02/09/2025) dan bercerita kepada ruangenergi.com

Secara operasional, BNG-069 merupakan sumur pertama dari rangkaian lima sumur batch drilling di Struktur Benuang. Pengeboran dilakukan dengan metode miring berarah (directional) menggunakan rig PDSI #41.3/N110UE, hingga kedalaman akhir 2.460 mMD / 2.323,2 mTVD. Proses ini tuntas dalam waktu 38 hari, mencakup tahap pengeboran hingga uji produksi.

Dari sisi keekonomian, estimasi biaya yang dikeluarkan mencapai USD 6,93 juta, atau sekitar 97% dari Approved Financial Expenditure (AFE) yang disetujui SKK Migas.

Keberhasilan ini juga menandai penerapan strategi batch drilling, yakni konsep pemboran beberapa sumur dalam satu area cellar foundation secara simultan, memanfaatkan teknologi Rig Walking. Metode ini dipilih Pertamina EP untuk menekan biaya dan meningkatkan efisiensi, sekaligus menjaga keekonomian proyek pemboran di Struktur Benuang.

Ke depan, keberhasilan sumur pertama ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi pengembangan sumur-sumur berikutnya di kawasan yang sama, serta memberi kontribusi signifikan terhadap produksi migas nasional.