Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com – Sektor hulu minyak dan gas bumi (Migas) kembali mencatatkan kemenangan penting.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, hari ini mengumumkan “Kabar Gembira” yang membawa potensi tambahan produksi minyak mentah nasional signifikan, setelah tuntasnya kesepakatan komersial terkait kondensat dari proyek Donggi Senoro LNG (DS-LNG).
Djoko Siswanto melaporkan bahwa upaya intensif yang didorong langsung oleh perintah Menteri ESDM untuk mengoptimalkan lifting (produksi yang siap jual) telah membuahkan hasil. SKK Migas bersama seluruh pihak terkait berhasil menyepakati dan menandatangani tiga dokumen penting, yang memastikan 2.000 hingga 2.200 barel per hari (BOPD) kondensat DS-LNG kini dicatatkan sebagai milik negara.
“Alhamdulillah, atas perintah Bapak Menteri untuk berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produksi/lifting, hari ini kita berhasil menyepakati seluruh dokumen komersial kondensat DS-LNG. Ini adalah kontribusi sebesar 2.000 – 2.200 BBL per hari, yang akan dicatat seluruhnya sebagai tambahan lifting minyak bumi milik Negara,” ujar Djoko dalam laporannya, seperti diterima ruangenergi.com, Senin (01/12/2025), di Jakarta.
Kesepakatan bersejarah ini diresmikan melalui penandatanganan tiga perjanjian komersial, yaitu Third Amendment of The Gas Sales Agreement, Condensate Return Agreement, dan Condensate Sales Purchase Agreement.
Inti dari perjanjian ini adalah perubahan fundamental dalam kepemilikan kondensat yang dihasilkan di DS-LNG. Semula di hilir, kini kepemilikan kondensat tersebut dialihkan 100% menjadi milik Negara melalui Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Wilayah Kerja (WK) Senoro-Toili dan WK Pertamina EP.
Penandatanganan ini melibatkan SKK Migas, KKKS WK Senoro-Toili (PT Medco), KKKS WK Pertamina EP, PT DSLNG, serta Konsorsium Titis Sampurna-Surya Mandala Sakti. Semua pihak menyetujui prinsip “no gain no loss” (tidak untung tidak rugi) guna menghormati perjanjian-perjanjian jual beli yang sudah ada.
Keputusan ini memiliki dampak finansial dan strategis yang besar. Dengan pencatatan lifting kondensat DS-LNG sebagai milik negara, produksi ini akan langsung dihitung sebagai tambahan lifting nasional. Tambahan Harian: Sekitar 2.000 – 2.200 BBL per hari. Target Bulanan: Sekitar 68.200 BBL per bulan. Total Kontribusi 2025: Tambahan potensi sekitar 204.600 BBL yang dihitung mundur sejak 1 Oktober 2025.
Tambahan produksi ini menjadi booster penting dalam mendukung upaya pencapaian target lifting minyak nasional sebesar 605.000 BOPD yang tertuang dalam APBN 2025.
“Langkah ini bukan hanya tentang menambah angka lifting, tetapi juga tentang menegaskan kedaulatan kita atas sumber daya alam. Dukungan dari semua pihak, dari Menteri, KKKS, hingga konsumen, adalah kunci keberhasilan ini,” tutup Djoko Siswanto.












