Cikande, Ruangenergi.com – Gabungan Asosiasi Usaha Penujang Energi dan Migas (Guspen Migas) bersama PT Pertamina Kilang Internasional (KPI), subholding refinering and petrochemical PT Pertamina (Persero) melakukan kunjungan ke pabrik pembuatan valve, equiptment penunjang kegiatan industri minyak dan gas bumi (migas), yakni PT Teknologi Rekayasa Katup (TRK Valves).
Direktur Eksekutif Guspen Migas, Kamaluddin Hasyim, mengatakan, saat ini PT KPI tengah melakukan pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR). Dengan adanya pembangunan tersebut, Dirinya optimistis industri migas baik di hulu dan hilir dapat menyerap produk dalam negeri.
“Dengan proyek RDMP dan GRR ini kita berharap supaya industri migas dapat menyerap produksi anggota Guspen Migas, PT TRK Valves dan lainnya,” ungkap Kamaluddin kepada sejumlah media, Jumat, (29/10).
Dia menjelaskan, kedatangannya bersama PT KPI ke pabrik TRK ini yaitu ingin memperkenalkan Pertamina kepada pabrikan lokal penunjang kegiatan industri migas dan melihat secara langsung produksi valve dalam yang ada di dalam negeri.
“Kita ingin memperkenalkan Pertamina kepada para industri lokal penunjang migas, yang seluruhnya dikerjakan oleh pekerja dalam negeri,” jelasnya.
“Dengan adanya kunjungan ini, ini kesempatan kita bahwa produk dalam negeri itu bisa menjadikan rumahnya itu di rumah sendiri,” ujarnya.
Seagaimana diketahui, Guspen Migas memiliki 16 anggota yang terdiri dari berbagai macam asosiasi. Pihaknya berharap para industri migas dapat menyerap penggunaan barang dalam negeri.
Sementara, Manajer Project Interface and Integration PT KPI, Agung Eka Purnawan, mengungkapkan bahwa di bidang valve ini, di TRK sudah bisa mendevelop produk sendiri, kemudian mendesain sendiri sehingga nantinya Pertamina bisa memanfaatkan produk-produk dalam negeri dan melepas ketergantungan terhadap produk impor.
Hal tersebut sebagaimana yang diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri, Keputusan Presiden No 24 Tahun 2018 tentang Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri.
“Kita harus meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Kita kesini, kita ajak semua dari tim project, tim pemeliharaan kilang, supaya melihat langsung dengan mata kepala sendiri bagaimana produksi manufaktur penunjang migas ini,” tuturnya.
Dia menambahkan, pada dasarya kemampuan produk dalam negeri tidak kalah bersaing dengan impor.
“Supaya mempunyai rasa bahwa kemampuan produk dalam negeri tidak kalah dengan asing. Niatnya ini nanti untuk menciptakan pasar dalam rangka forum komunikais antar pengusaha migas, Pemerintah (Kementerian Perindustrian), BPPT, BRIN, dan Asosiasi mempermudah kami. Mereka bisa melihat produk dalam negeri, sehingga saat mendesain bisa mempertimbangkna produk dalam negeri. Dan setelah melihat TRK sangat bisa dan telah memenuhi syarat,” bebernya.
“Apalagi produk TRK sudah banyak dipakai di industri hulu migas. Sehingga otomatis di hilirnya harusnya tak masalah,” sambung Agung Eka.