pejabat pertamina periksa kilang

Guspenmigas Minta Pertamina Tetap Komitmen Penuhi TKDN Dalam Proyek RDMP

Jakarta,ruangenergi.com- Gabungan Asosiasi Usaha Penunjang Energi dan Migas Indonesia (Guspenmigas) berharap tahun mendatang PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sub holding refinery dan petrochemical dari PT Pertamina (Persero) untuk tetap mengedepankan tingkat komponen dalam negeri pada proyek Refinery Development Master Plan (RDMP).

Pertamina melalui KPI diingatkan Guspenmigas untuk memenuhi komitmen TKDN. Apalagi antara Pertamina dan Guspenmigas sudah kerap bertemu membahas TKDN.

“Sudah 6 kali forkom (forum komunikasi) antara Pertamina dengan Guspenmigas. Perlu diketahui,Guspenmigas sangat menghargai atas usaha Pertamina dalam mendukung dan meningkatkan nilai TKDN untuk RDMP Balikpapan.Memang saat ini berjalan baik, enggak tahu kedepan bagaimana penerapannya,” kata Direktur Executive Guspen Migas Kamaluddin Hasyim kepada ruangenergi.com,Senin (20/12/2021) di Jakarta.

Surveyor Indonesi Pastikan Awasi Vendor

Sebelumnya dalam keterangan pers PT Surveyor Indonesia menyebutkan pihaknya digandeng PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia dalam melaksanakan sosialisasi vendor assessment untuk menggarap proyek New Grass Root Refinery (NGRR) di Tuban Jawa Timur. Hal ini bertujuan untuk memastikan para vendor memenuhi nilai TKDN dalam kerjasamanya.

Kepala MPKKKS (Manajer Proyek Kontraktor Kontrak Kerjasama) Divisi Bisnis Infrastruktur PT Surveyor Indonesia, Setiyo Agung Wibowo mengapresiasi kegiatan PT Pertamina Rosneft ini.

“Biasanya verifikasi dilakukan setelah proyeknya selesai namun khusus untuk proyek NGRR Tuban yang merupakan kilang minyak terbesar di Indonesia saat ini, kita memang benar-benar merencanakan dari awal vendor mana saja yang sanggup menyediakan TKDN, sehingga kontraktor akan tahu pada saat lelang terkait peralatan yang dipakainya,” ungkap Setiyo Agung Wibowo disela-sela acara sosialisasi vendor assesment bersama dengan segenap stakeholder di bidang minyak dan gas (migas) pada Rabu (15/12) di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta.

Ada sekitar 4.500 item barang yang akan digunakan dalam proyek NGRR Tuban, Pertamina ini. “Pertamina Rosneft minta PT Surveyor Indonesia (PTSI) agar desain maupun spesifikasi barang-barang yang dibutuhkan dalam proyek tersebut bisa diproduksi di dalam negeri dan tidak mengutamakan barang-barang impor,” tutur Setiyo.

“Dengan item barang sebanyak itu, PTSI membutuhkan waktu sekitar 4 bulan untuk melakukan vendor assessment yang berpartisipasi dalam pengadaan barang,” jelasnya.

Vendor assessment akan dilakukan oleh sekitar 30 orang dengan berbagai latar keahlian. Hal ini karena, lanjut Setiyo, “ Mengingat kemampuan vendor atau penyedia barang di dalam negeri tidak tersentralisasi.”

Sementara itu, Head Engineering PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia Agus Suryono dalam pemaparannya menyebutkan terkait TKDN pihaknya harus menggandeng PTSI untuk memberikan pendampingan, identifikasi, verifikasi hingga validasi bagi vendor list yang dimiliki oleh perusahaannya.

Asesmen terhadap vendor list yang ada di Pertamina Rosneft perlu dilakukan agar kami mendapatkan profil yang nyata terkait vendor-vendor yang bisa memasok barang bagi proyek di Tuban dan mereka bisa menyiapkan tools dengan nilai TKDN yang tinggi,” papar Agus Suryono.

Dari sisi pemerintah sendiri, Sekjen Kementerian Perindustrian Doddy Widodo mengungkapkan bawha perihal TKDN sudah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri dan amanat UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

“Tujuan dari program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) sebenarnya bertujuan untuk memberdayakan industri di dalam negeri. Dengan semakin tingginya nilai TKDN tentunya akan berdampak pada pemulihan ekonomi paska pandemi dan semakin meningkatkan devisa negara,” tutup Doddy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *