Hadapi Kenaikan Harga Minyak Dunia, Pertamina Lakukan Efisiensi Ketat

Jakarta, Ruangenergi.com – Menyikapi tekanan lonjakan harga minyak mentah dunia, PT Pertamina (Persero) berupaya untuk menjaga kinerja perusahaan melalui optimalisasi operasional seluruh portofolio Pertamina termasuk percepatan eksekusi program kerja hulu.

Menurut Vice President Corporate Communications Pertamina, Fajriyah Usman, Pertamina juga terus melakukan efisiensi secara menyeluruh di semua aspek bisnis dari Hulu sampai Hilir, melakukan reformasi business model & operating model termasuk prioritasi investasi dan strategi optimasi kas internal, optimalisasi digital transformation dan new ways of working.

“Khusus untuk menekan biaya produksi BBM dalam negeri, pertamina juga memaksimalkan penggunaan minyak mentah domestik dan mengoptimalkan penggunaan gas alam untuk penghematan biaya energi. Pararel juga dilakukan peningkatan produksi kilang untuk produk yang bernilai tinggi,” kata Fajriyah dalam pesan tertulisnya yang diterima Ruangenergi.com di Jakarta, Senin (14/3/2022).

Fajriyah juga menjelaskan, bahwa sebagai BUMN yang berperan dalam mengelola energi nasional, Pertamina sangat mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM.

“Kami sepenuhnya mendukung kebijakan Pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, sehingga meski harga minyak dunia menembus US$ 130 per barel, Pertamina terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memutuskan harga Pertalite tidak berubah,” paparnya.

Lebih jauh ia mengatakan, harga tersebut sudah tidak berubah sejak tiga tahun terakhir dan saat ini porsi konsumsi Pertalite adalah yang terbesar atau sekitar 50% dari total konsumsi BBM nasional.

“Sehingga Pemerintah terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite agar stabilisasi harga Pertalite dapat terjaga,” ujarnya.

Sementara penyesuaian harga produk juga dilakukan secara selektif, hanya untuk BBM Non Subsidi tertentu seperti Pertamax Turbo maupun Dex Series yang porsi konsumsinya hanya sekitar 3% dari total konsumsi BBM Nasional.

Namun untuk Pertamax yang porsi konsumsinya 12% dari total konsumsi BBM Nasional, saat ini masih dalam kajian dan monitoring. Meskipun harga Pertamax sekarang ini memang sangat jauh di bawah operator SPBU lainnya.

Masih menurut Fajriyah, jenis BBM tersebut sebagian besar dikonsumsi oleh kalangan konsumen mampu yang memiliki kendaraan pribadi jenis menengah ke atas. Ke depannya, harga produk BBM ini akan terus disesuaikan secara rutin mengikuti harga pasar sesuai ketentuan pada Keputusan Menteri ESDM No. 62.K/12/MEM/2020.

“Sedangkan untuk Pertalite, Pemerintah dan Pertamina memastikan saat ini tidak ada kenaikan harga,” katanya seraya mengungkapkan bahwa keuangan Pertamina terutama dari sisi hilir cukup tertekan akibat kondisi tersebut.

Terkait harga LPG, Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan penyesuaian harga hanya berlaku untuk LPG non subsidi seperti Bright Gas yang porsi konsumsinya hanya 7%.

“Jadi meski tren CPA terus meningkat, LPG subsidi 3 Kg tidak mengalami perubahan harga. Harga LPG subsidi 3 Kg tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat,” tegasnya belum lama ini.

“Penyesuaian harga yang berlaku mulai tanggal 27 Februari 2022 lalu juga telah mempertimbangkan kondisi serta kemampuan pasar LPG non subsidi,” pungkasnya.(SF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *