Nusa Dua,Bali,ruangenergi.com– Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) optimis dengan adanya sejumlah pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz,PM Belanda Mark Rutte,PM Inggris dan juga PM Inggris Rishi Sunak pada Rabu (16/11/2022) di Nusa Dua Bali, membawa angin segar pada energi terbarukan di Indonesia.
“Harapan METI kepada Kanselir Jerman
1. Jerman memiliki komitmen kuat untuk melakukan transisi energi dengan merencanakan PV Solar Capacity sebesar 22 GW sampai dengan 2026, beserta penambahan Wind power plant secara massif sampai dengan 2035 untuk mencapai target 100 % green…
2. Jerman memiliki upaya kuat dalam melakukan reformasi ke energi terbarukan baik dari sisi policy, percepatan penyiapan lahan dan mempercepat perizinan di sektor EBT..
3. Disamping itu, banyak perusahan Jerman yang bergerak di bidang energi terbarukan terkemuka seperti ABO Wind, EnviTec Gas, CropEnergies, Siemens Energy dan lainnya, yang telah unggul dan terkemuka,” kata Ketua Umum METI
Wiluyu Kusdwiharto dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Rabu (16/11/2022).
METI,lanjut Wiluyo,berharap Pemerintah Jerman dapat bekerja sama dengan Indonesia dalam hal
1. Sharing regulasi, knowledge, capacity building, program strategis, perencanaan teknologi, implementasi teknologi, serta kerjasama-kerjasama terkait sehingga dapat mendukung dan mempercepat transisi energi di Indonesia…
2. Dukungan pendanaan untuk pengembangan PV dan Wind Power Plant ..
3. Kerjasama peningkatan TKDN melalui kolaborasi manufacture EBT
Harapan METI kepada PM Inggris adalah:
1. Inggris mempunyai rencana yang besar untuk meningkatkan 50 GW offshore wind power plant sampai dengan 2030, termasuk 5 GW floating offshore wind di laut dalam
2. Disamping itu, saat ini Inggris memiliki 14 GW Solar Capacity dan ditargetkan naik 5x lipat pada 2035, dalam pengembangan domestic dan rooftop…
“METI berharap Pemerintah Inggris dapat bekerja sama dng Indonesia dalam hal
1. Sharing regulasi, knowledge, capacity building, program strategis, perencanaan teknologi, implementasi teknologi, serta kerjasama-kerjasama terkait sehingga dapat mendukung dan mempercepat transisi energi di Indonesia…
2. Dukungan pendanaan untuk pengembangan PV dan Tidal Power Plant ..
3. Kerjasama peningkatan TKDN melalui kolaborasi manufacture EBT “ tegas Wiluyo lagi.
Pemerintah Belanda,jelas Wiluyo, diketahui memiliki rencana besar dalam melakukan transisi energi. Sebesar 10.5 GW Wind Energy direncanakan masuk sistem sejak tahun 2023 sampai dengan 2030…
“Kita mengetahui bahwa Pemerintah Belanda telah berhasil menumbuhkan penggunaan EV secara pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan memberikan stimulus subsidi kepada pengguna EV. METI berharap*, Pemerintah Belanda dapat memberikan dukungan dalam hal peningkatan capacity building, transfer teknologi, penyusunan regulasi, implementasi teknologi, serta kerjasama-kerjasama terkait pengembangan EBT,” pinta Wiluyo menaruh harap.
Kepada Arab Saudi,METI melihat bahwa negara ini merupakan salah satu mitra strategis Indonesia dalam pengembangan EBT seperti pengembangan PLTS Saguling dan PLTS Singkarak….
“ Kedepan diharapkan Pemerintah Arab Saudi dapat terus melanjutkan kersama yang baik tersebut, baik dari sisi Investasi, Knowledge Sharing, dan Capacity Building dengan membawa pengalaman Internasional ke Indonesia untuk membantu RI dalam mencapai target NZE pada tahun 2060…” ungkap Wiluyo mengakhir pembicaraannya bersama ruangenergi.com