Jakarta, ruangenergi.com – PT TIMAH Tbk (“Perseroan”; IDX: TINS) hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk periode yang berakhir 31 Maret 2023. Di tengah fluktuasi harga komoditas yang bergerak volatile dengan kecenderungan menurun, TINS tetap mencatatkan laba positif. Pemulihan ekonomi global di akhir kuartal I 2023 masih menghadapi sejumlah tantangan. Dari sisi permintaaan logam timah diperkirakan akan pulih dan terus berlanjut di triwulan ke dua tahun 2023 seiring dengan penguatan fundamental.
Pada kuartal I 2023, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 4.139 ton atau turun 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 4.508 ton. Adapun produksi logam turun 18% menjadi 3.970 ton (2022: 4.820 ton), serta penjualan logam timah turun 26% menjadi 4.246 ton (2022: 5.703 ton). Dalam kurun waktu tersebut TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 93% dengan 6 negara tujuan ekspor terbesar diantaranya Korea Selatan sebesar 17%; Belanda 14%; Jepang 13%; Taiwan 9%; Amerika Serikat 8% dan Italia 7%.
Perseroan berhasil mencatatkan laba positif sebesar Rp50,3 miliar melebihi target yang ditentukan Perseroan. Fluktuasi harga komoditas pada kuartal I 2023 yang bergerak volatile dan faktor cuaca yang kurang mendukung operasi penambangan di laut berimbas pada kinerja TINS pada kuartal I tahun 2023. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp2,17 triliun di kuartal I 2023 menurun 50,6 % dari Rp 4,39 triliun di kuartal I 2022. Penurunan tersebut selaras dengan penurunan harga jual rata-rata logam timah sebesar 39% dari USD 43.667 per metrik ton di kuartal I 2022 menjadi USD 26.573 per metrik ton di kuartal I 2023 dan penurunan harga pokok pendapatan sebesar 41,9 % dari Rp 3,28 triliun di kuartal I 2022 menjadi Rp 1,91 triliun di kuartal I 2023. Sehingga,
di kuartal I 2023 Perseroan mencatatkan laba bruto sebesar Rp 263,39 miliar.
Posisi nilai aset Perseroan pada kuartal I 2023 sebesar Rp12,86 triliun. Sementara posisi liabilitas sebesar Rp5,81 triliun, turun 3,65% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp6,02 triliun dikarenakan berkurangnya interest bearing debt dan beban akrual. Posisi ekuitas sebesar Rp7,05 triliun, naik 0,16% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp7,04 triliun.
Kinerja keuangan Perseroan menunjukkan hasil yang baik terlihat dari beberapa rasio diantaranya Net Profit Margin sebesar 2,32% dan penurunan Debt to Equity Ratio sebesar 0,37x (2022 : 0,39x).
Pemanfaatan teknologi Ausmelt di tahun 2023 yang mampu mengolah bijih timah kadar rendah dan backlog atau persediaan timah setengah jadi diharapkan akan mampu menekan biaya produksi dan berkontribusi positif terhadap penerimaan Perusahaan. Potensi eksplorasi di tahun 2023 mencapai 42.000 Ton SN baik di darat dan laut. Prospek tambang timah primer makin cerah dengan potensi cadangan timah primer sebesar 60,5 kTon Sn dari sumber daya timah primer sebesar 161,7 kTon Sn. Hal ini tentunya akan menjadi katalis positif peningkatan kinerja TINS tahun 2023.
“Penerapan efisiensisecara berkelanjutan, optimalisasi aset keuangan dan non keuangan serta peningkatan kinerja anak usaha menjadi faktor utama perusahaan untuk menjaga pertumbuhan kinerja tahun 2023 di tengah iklim usaha yang semakin kompetitif .” demikian disampaikan Fina Eliani Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT TIMAH Tbk.