Jakarta, Ruangenergi.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut naiknya permintaan batubara Indonesia ke Tiongkok, imbas dari perang dagang yang terjadi antara Negara Kangguru dan Tirai Bambu tersebut.
Dampak dari memanasnya perang dagang Australia dan Tiongkok yang berpengaruh terhadap sejumlah harga komoditas global termasuk batubara.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, menjelaskan, tensi dagang tersebut berimbas positif karena naiknya permintaan batubara Indonesia ke Tiongkok.
“Ini menjadi pemicu utama Harga Batubara Acuan (HBA) bulan April naik US$ 2,19 per ton menjadi US$ 86,68 dari bulan Maret lalu,” ungkap Agung, (06/04).
Menurut Agung, memburuknya hubungan Australia – Tiongkok dipicu saat Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul pandemi virus Corona pada April 2020. Sementara dari pihak Beijing menganggap hal tersebut bagian dari provokasi.
“Larangan tidak resmi atas impor batubara asal negeri Kangguru menyebabkan produksi dan logistrik Tiongkok ikut terganggu,” terangnya.
Dijelaskan olehnya, pengurangan ekspor ini juga ditimbulkan oleh adanya gangguan pelabuhan NCIG di Newcastle. Terlebih lagi sebagian besar ekspor Newcastle ditujukan ke pelanggan jangka panjang di Asia Timur, seperti Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan.
Batubara yang dikirim dari Newcastle sendiri merupakan batubara termal berkalori tinggi yang digunakan di pembangkit listrik, bersama dengan beberapa jenis batubara yang digunakan untuk membuat baja.
“Faktor lain yang menjadi penyebab kenaikan HBA April adalah meningkatnya permintaan kebutuhan batubara dari Jepang serta adanya sentimen terkait menurunnya suplai dibanding permintaan batubara secara global,” bebernya.
Lebih jauh, Agung mengatakan, di samping faktor permintaan dan pasokan, perhitungan nilai HBA sendiri diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya.
Sebagaimana diketahui, nilai HBA sejak tahun 2021 cukup fluktuatif. Dibuka pada level US$ 75,84 per ton di Januari , HBA mengalami kenaikan pada bulan Februari US$ 87,79 per ton sebelum sempat turun di Maret US$ 84,49 per ton.
Nilai HBA bulan April ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).