Hibahkan Naskah Pusat Informasi Geologi

Hibahkan Naskah BMN Pusat Informasi Geologi kepada Pemkab Pangkep, Ediar : Semoga Dapat Memberikan Edukasi Kepada Masyarakat Pangkep

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

 

Jakarta, Ruangenergi.com – Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan (Sulsel) beserta Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep meminta Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM pada tahun 2020 untuk melakukan pengisian Pusat Informasi Geologi (PIG).

PIG Pangkep yang awalnya merupakan museum karst dan budaya ini akan melengkapi objek wisata edukasi kegeologian untuk masyarakat Pangkep khususnya.

Pusat Informasi Geologi ini dibangun sebagai tempat bagi masyarakat umum dan khususnya masyarakat di sekitar Kawasan Geopark Maros – Pangkep. Untuk memperoleh informasi mengenai keragaman geologi, dinamika bumi, sejarah kehidupan, potensi bencana, dan potensi sumberdaya geologi beserta pemanfaatannya.

Geopark Pangkep

Bupati Pangkep Muh. Yusran Lalogau dan Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman melakukan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) dan Naskah Hibah Barang Milik Negara (BMN) di Jakarta pada Kamis (23/09) disaksikan Kepala Pusat Survei Geologi Hendra Gunawan dan jajaran Pemkab Pangkep.

“Kami Pemda Sumsel akan mensosialisasikan geopark ini, memaksimalkan bagaimana penyebarluasan informasi PIG ke masyarakat Pangkep. Bagaimana caranya agar masyarakat mengetahui ada tempat informasi bagus di Pangkep. Dengan adanya PIG ini akan menjadi salah satu objek wisata tentu didukung oleh Kemenparekraf dalam hal pengembangan wisatanya,” harap Yusran Lalogau.

Penyerahan BMN berupa Pusat Informasi Geologi ini diharapkan mampu bermanfaat bagi generasi yang akan datang sebagai jendela informasi kebumian.

“Kami berharap, melalui Pusat Informasi Geologi ini dapat memberikan edukasi kegeologian kepada masyarakat akan kekayaan geologi di sekitar Kawasan Geopark Maros – Pangkep yang kemudian dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk terus melestarikan kekayaan keragaman geologi yang ada,” tutur Ediar Usman.