Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com-Harita Nickel (PT Trimegah Bangun Persada Tbk/NCKL) semakin serius soal keberlanjutan. Lahan bekas tambang nikel mereka di Pulau Obi kini telah disulap menjadi kawasan hijau nan subur.
Bibit pohon cemara laut, kayu putih, jambu mete, bintangor, dan gofasa tumbuh rimbun di area reklamasi seluas 105 hektare—wujud komitmen nyata pengembalian fungsi ekologis pasca tekanan tambang.
Di titik favorit, Point View Himalaya, pengunjung bisa menikmati udara segar sambil melihat lanskap eks tambang yang kini jadi hutan hijau—tempat elang gondol dan kuskus Obi berkeliaran bebas.
Keberlanjutan & Efisiensi Operasional Jadi Fokus Harita Nickel
Harita terus memperkuat operasionalnya dengan membangun smelter fe-ni bertipe Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), rampung fase pertama awal 2025. Hasilnya: efisiensi proses hingga kenaikan output—hasil kuartal pertama mencapai 43.873 ton FeNi dan pendapatan mencapai Rp 7,13 triliun.
Tak hanya soal produksi, Harita juga membentuk dua unit usaha baru untuk mendukung ekonomi sirkular:
- PT Bhakti Bumi Sentosa (BBS): olah tailing HPAL jadi produk bernilai.
- PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM): suplai kapur tohor untuk proses HPAL untuk kurangi biaya bahan baku.
Strategi efisiensi itu didukung komitmen lingkungan. Audit independen IRMA (Initiative for Responsible Mining Assurance) menjadi yang pertama di Asia untuk perusahaan nikel terintegrasi.
Reklamasi & Lingkungan: Keajaiban di Obi
Harita tak main-main soal reklamasi. Biaya sekitar Rp 250 juta per hektare dikeluarkan untuk menyulap lahan tambang jadi habitat baru kehidupan alam—besar: 197–231 hektare sejak 2024.
Sistem libatkan sediment pond seluas sampai 43 ha untuk mengolah limpasan air tambang, sebelum kembali ke laut sesuai ketentuan lingkungan.
Perusahaan juga melakukan penanaman 2.025 bibit bakau di Pulau Obi dan 1.750 bibit di Kayoa bekerja sama dengan pemerintah lokal.
Monitoring keragaman hayati independen menunjukkan populasi flora dan fauna tetap stabil, dengan spesies lokal seperti Burung Kapasan Halmahera dan berbagai jenis capung dan kupu-kupu tergolong sehat.
Tumbuh Bersama Lingkungan & Komunitas
Harita Nickel menerapkan pendekatan manusia dan lingkungan sebagai satu kesatuan. Klaim tim reklamasi melibatkan komunitas dan media di penanaman pohon, termasuk di pusat pembibitan modern Central Nursery.
Semua program terevaluasi secara transparan dengan standar ESG lengkap, dipantau lewat Landscape Level Nature Risk Assessment (LNRA) dan diumumkan terbuka lewat laporan keberlanjutan tahunan.
Kenapa Ini Penting?
- Harita Nickel membuktikan bahwa kegiatan tambang besar dan kelestarian lingkungan bisa berjalan bersamaan.
- Efisiensi proses, inovasi bisnis sirkular, dan komitmen hijau menciptakan nilai jangka panjang yang sustainable—baik untuk bisnis, masyarakat, maupun alam.
- Pendekatan transparan dan akuntabel memberi kepercayaan bagi investor, regulator, hingga komunitas lokal.
Harapannya, model operasi pertambangan yang bertanggung jawab seperti ini bisa menjadi standar baru di industri tambang nasional—di mana “hijau” bukan sekadar jargon, tapi juga cara kerja nyata.