Jakarta,ruangenergi.com– Eksplorasi minyak dan gas itu mirip seperti sebuah Liga Sepak Bola. Ada liga di Indonesia, ada liga di Eropa. Semua bertanding merebutkan posisi terbaik dan gol sebanyak mungkin.
Di migas, eksplorasi itu membutuhkan banyak sekali biaya yang semua diambil dari kas perusahaan. Kebayang jika kas perusahaan sangat minim karena untung yang sangat sedikit sementara biaya untuk eksplorasi besar sekali.
“Ambil contoh ExxonMobil keuntungan setahun mencapai US$23 milyar. Nah untuk mereka (Exxon) mencadangkan 10% dari keuntungan ditaruh untuk eksplorasi,sekitar US$2,3 milyar. Nah ketika eksplorasi di suatu wilayah butuh katakanlah US$100 juta, peanut lah buat mereka. Ini berbeda dengan Medco, yang keuntungannya katakanlah tahun ini lagi bagus-bagusnya US$300 juta setahun dan US$100 juta,katakanlah, dipakai untuk eksplorasi gak masuk akallah,” kata Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro kepada ruangenergi.com,melalui sambungan telepon langsung, Kamis (09/06/2022) di Jakarta.
Nah ibarat sebuah liga sepak bola, maka kelas eksplorasi Indonesia bukan masuk ke liga internasional. Itu sebabnya,Medco,jelas Hilmi, fokus kepada onshore dan laut dangkal yang paling-paling US$2–US$25 juta untuk kebutuhan eksplorasinya.
“Umumnya kita eksplorasi US$10-15 juta per sumur, Itulah liga kita.Ini urusan ukuran..Appetize sebuah perusahaan,ukurannya di situ”urai Hilmi lagi.
Menurut laporan keuangan Medco tahun 2021, produksi Minyak & Gas adalah 94 mboepd, 6% lebih rendah tahun-ke-tahun. Produksi kuartal keempat meningkat 7% dari kuartal ketiga karena pulihnya permintaan pasca Covid-19 lockdown. Biaya produksi Minyak & Gas sebesar AS$9,8 per boe, sesuai dengan panduan Perseroan.
Belanja modal Minyak & Gassebesar AS$83 juta, terutama untuk kemajuan beberapa proyek pengembangan
Minyak & Gas di South Natuna Sea Block B PSC. Pengembangan proyek ini akan berlanjut hingga 2022 dengan gas pertama dari lapangan Hiu diharapkan pada 2Q-2022, gas pertama di Proyek Belida Extension pada 4Q-2022 dan minyak pertama dari lapangan Forel dan gas di lapangan Bronang diharapkan pada 4Q-2023.