Indonesia Butuh Lebih Dari US$100 Milyar Untuk Energi Terbarukan

Jakarta,ruangenergi.com-Sudah saatnya para milyarder di Indonesia memasuki bisnis energi baru terbarukan lebih agresif lagi.

Melihat perkembangan bisnis akhir-akhir ini tidak bisa dipungkiri bahwa energi terbarukan sudah menjadi trending topic dan sekaligus juga sebagai peluang untuk usaha bagi investor energi yang selama ini sudah menikmati hasil yang luar biasa.

Lihat saja bagaimana orang terkaya di Asia, pengusaha asal India Mukesh Ambani, Chairman dan managing director, dan pemegang saham Reliance Industries, Perusahaan Global Fortune 500 dari usaha migas. Ambani mengumumkan akan menginvestasi sebanyak 750 billion rupees ($10.1 billion) selama tiga tahun kedepan dalam bidang energi terbarukan, seperti 600 milyar rupees untuk pabrik yang akan memproduksikan solar modules, hydrogen, fuel cells, dan jaringan baterai.

Bahkan Ambani juga sudah mengajak perusahaan minyak Saudi Aramco untuk bermitra mengembangkan energi terbarukan kedepan. Reliance sendiri sudah menetapkan program net-zero carbon pada tahun 2035. Era energi fosil yang telah membangkitkan ekonomi selama ini sudah akan berakhir. Bagiamana dengan Indonesia?

“Seharusnya bisa memanfaatkan kesempatan target net zero emision ini untuk mengembangkan energi terbarukan dan menarik para investor untuk bermitra dengan pengusaha lokal. Upaya Indonesia yang akan meningkatkan pemanfaatan ET bisa juga sekaligus dimanafatkan untuk membangun pabrik berbagai kebutuhan energi terbarukan termasuk modul solar PV di dalam negeri. Selama ada upaya yang sungguh-sungguh dari Pemerintah dan melakukan pembinaan pada perusahaan nasional, pasti akan bisa terwujud. Sebetulnya pemerintah yang sedang berupaya untuk meningkatkan komponen dalam negeri bisa memanfaatkan kondisi ini.Seharusnya begitu. Kalau selama ini sudah berkontribusi di fosil, kini saatnya era energi terbarukan,”kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma dalam bincang santai virtual dengan ruangenergi.com,Rabu (30/06/2021) di Jakarta.

Menurut Surya, pria yang pernah duduk sebagai Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) tahun 2007,sebetulnya itu yang harus dilakukan oleh para pengusaha batubara. Kan banyak pengusaha batubara dalam negeri yang sudah cukup berhasil meraih untung.

“Kini saatnya melakukan diversifikasi usaha sebelum terlanjur banyak pengusaha international berkiprah dan memanfaatkan peluang kita. Toh, itupun belum cukup karena peluangnya cukup banyak. Kita butuh lebih dari 100 milyar US dollar untuk ET ke depan,” cetus Surya bersemangat.

Bagi Surya.sudah bukan masa nya lagi untuk bisnis energi fosil seperti yang dikatakan milyarder India. Harus menyiapkan diri, jika tidak mereka akan merambah masuk juga. ET itu bisnis International, tidak bisa dibandingkan. Tidak ada batas negara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *