Indonesia Jajaki Pasar Gas ke Vietnam dari Blok Tuna

Jakarta,ruangenergi.com– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merencanakan pengembangan gas dari blok Tuna yang dioperasikan oleh Premier Oil, a Harbour Energy company untuk dibawa/dipasarkan ke Vietnam.

Alasan SKK Migas,pengembangan gas yang murah dibawa ke Vietnam. Karena posisi Tuna deket perbatasan. Gas dari Tuna bisa diserap pasar Vietnam.

“Cuma setelah sukses bor Kuda Laut dan Singa Laut, tidak tahu apa masih sama skenario nya. Kita liat aja akhir Desember ini,” kata sumber ruangenergi.com baru-baru ini di Jakarta.

Dalam catatan ruangenergi.com,Premier sukses temukan cadangan hydrokarbon melalui pengeboran dua sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2. Pengeboran kedua sumur ini merupakan lanjutan dari pengeboran dua sumur sebelumnya yang dilakukan tahun 2014 lalu.

“Tahun 2014 lalu, Premier Oil melakukan pengeboran sumur eksplorasi dengan dua kaki yang menyasar pada potensi hidrokarbon di struktur SL-1 dan struktur KL-1. Kedua sumur ini menemukan potensi minyak dan gas dari Formasi Gabus, Arang, dan Lower Terumbu. Potensi hidrokarbon ini kemudian dikonfirmasi kembali dengan melakukan pengeboran dua sumur delineasi SL-2 dan KL-2 pada tahun 2021,” ujar Benny di sela-sela acara 2nd International Convention on Upstream Oil dan Gas 2021, Selasa (30/11).

Menurutnya, sejak awal SKK Migas telah mengkategorikan kedua sumur tersebut ke dalam sumur kunci tahun 2021. Keberhasilan kedua sumur ini akan membuka peluang penemuan hidrokarbon lainnya di area tersebut yang dapat membantu target Pemerintah dalam mencapai produksi 1 juta BOPD (barel minyak per hari) dan 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) gas di tahun 2030.

Saat ini, SKK Migas dan Premier Oil Tuna B.V. tengah melakukan koordinasi dan langkah-langkah yang diperlukan untuk dapat menghitung secara terukur besaran cadangan hidrokarbon di struktur SL dan KL.

“Evaluasi PSE (Penentuan Status Eksplorasi) dan studi-studi pendukung usulan Plan of Development akan mulai didiskusikan selambatnya awal Januari 2022,” ungkap Benny.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa temuan cadangan di struktur SL dan KL ini sangat berpotensi menjadi temuan migas ekonomis pertama yang dapat berproduksi di Cekungan Natuna Timur. Selain bertambahnya cadangan migas nasional, temuan tersebut juga semakin menegaskan kedaulatan wilayah Republik Indonesia utamanya di perbatasan antara Indonesia-Vietnam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *