Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com-Indonesia bersiap masuk ke liga utama dalam peta bisnis karbon global. Melalui dukungan Uni Eropa dan regulasi baru dari pemerintah, proyek Carbon Capture and Storage (CCS) di Arun, Aceh diproyeksikan menjadi hub penyimpanan karbon regional ASEAN.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi besar transisi energi nasional untuk periode 2025–2045, yang menargetkan efisiensi energi, pengembangan energi bersih, dan penurunan emisi sektor energi.
“Indonesia punya potensi penyimpanan karbon yang luar biasa besar, sampai 595 gigaton di akuifer asin dan 5 gigaton di lapangan gas yang sudah tidak terpakai. Ini bisa jadi modal utama untuk menjadi pusat CCS di kawasan,” terang paparan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas , Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dalam sebuah webinar, Selasa (22/07/2025), di Jakarta.
Kenapa Arun?
Arun dipilih sebagai lokasi proyek percontohan karena infrastruktur migas yang sudah mapan, termasuk jaringan pipa, pelabuhan, dan fasilitas LNG yang dulunya aktif. Konversi kawasan ini menjadi hub CCS membuka peluang baru bagi investasi, lapangan kerja, dan pemanfaatan teknologi rendah karbon di Indonesia.
Regulasi Sudah Siap
Dua regulasi penting sudah diterbitkan:
- Perpres No. 14/2024: Memberi dasar hukum CCS/CCUS termasuk skema pelaksanaan, alokasi domestik, dan transportasi karbon lintas negara.
- Permen ESDM No. 16/2024: Mengatur izin penyimpanan karbon di cekungan sedimen dan memperjelas peran bisnis penyimpanan karbon di Indonesia.
Dukungan Eropa, Fokus ASEAN
Uni Eropa turun tangan melalui program Technical Assistance yang membantu Indonesia membangun kerangka regulasi dan kebijakan CCS yang tangguh. Beberapa deliverables penting dari program ini:
- Analisis komparatif regulasi ASEAN–UE–Indonesia
- Kajian kelayakan bisnis CCS lintas negara
- Roadmap kebijakan dan regulasi CCS
- Rekomendasi untuk menjadikan Indonesia pemimpin strategi CCS di ASEAN
Apa Artinya Bagi Investor?
- Pasar baru: CCS bukan cuma solusi iklim, tapi juga potensi bisnis penyimpanan karbon jangka panjang.
- Katalis proyek hulu migas: Infrastruktur dan pengalaman migas di Arun bisa dimanfaatkan ulang untuk bisnis karbon.
- Dukungan kuat regulasi: Pemerintah aktif menyiapkan kerangka hukum untuk mendukung investasi CCS.
Kesimpulan:
Dengan modal geologi yang besar dan dukungan internasional, Indonesia bersiap naik kelas dalam rantai nilai transisi energi. Proyek CCS Arun bukan hanya soal lingkungan — ini adalah peluang ekonomi, teknologi, dan geopolitik baru yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri dan investor sejak dini.