Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com– Industri hulu migas Indonesia kembali menorehkan kinerja impresif. Produksi minyak nasional melonjak tajam sejak Mei hingga Juni 2025, masing-masing mencapai 580.405 BOPD dan 583.275 BOPD, melewati capaian 2024 yang berada di angka 580.142 BOPD.
Tak hanya itu, angka lifting minyak per Juni 2025 pun sukses menembus target APBN sebesar 605.000 barel per hari. Hal ini jadi sinyal kuat bahwa target tahun ini bukan sekadar mimpi.
Sumur Pengembangan Jadi Game Changer
SKK Migas melaporkan, hingga Mei 2025, telah dibor 337 sumur pengembangan—naik 20% dari periode yang sama tahun lalu (281 sumur). Langkah agresif ini menjadi kunci utama naiknya produksi dan lifting migas.
“Kami terus dorong KKKS untuk percepatan pemboran. Target kami 993 sumur pengembangan tahun ini bisa tercapai,” Kepala Divisi Program & Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro melalui melalui keterangan resmi dikutip Minggu (13/7/2025) lalu.
Pola pemboran sumur pengembangan memang terus meningkat sejak 2018, bahkan saat pandemi COVID-19 melanda. Dari 395 sumur di 2020, melonjak jadi 616 (2021), 780 (2022), dan 899 sumur di 2024.
Proyek Strategis Siap Tambah Produksi
Dua proyek besar yang baru saja onstream dan diresmikan Presiden Prabowo, yakni Forel dan Terubuk, diperkirakan akan menyumbang tambahan produksi hingga 20.000 BOPD. Tak berhenti di situ, lapangan Banyu Urip juga siap mendongkrak produksi hingga 30.000 BOPD dalam waktu dekat.
Fokus Semester II: Kejar Target & Atasi Decline Rate
Menurut Hudi, SKK Migas kini fokus pada dua hal kunci:
1. Eksekusi cepat pemboran sumur pengembangan guna menahan laju penurunan produksi.
2. Menjaga onstream 15 proyek migas hulu tetap on-track hingga akhir 2025.
Jika semua proyek berjalan sesuai rencana, lifting minyak berpotensi tembus di atas target APBN pada Agustus 2025. Sebuah kabar baik yang tengah dinantikan seluruh pelaku industri migas nasional.