Jakarta, Ruangenergi.com – Sepanjang triwulan I 2020 kinerja sektor industri mengalami perlambatan akibat wabah corona. Namun jika dibedah lebih dalam sektor industri pengolahan migas justru tumbuh positif.Sementara sektor industri pengolahan non migas mayoritas tumbuh negatif dan sisanya tumbuh melambat.
Menurut Kepala BPS, Suhariyanto, tercatat untuk industri pengolahan migas tumbuh positif dari 1,06 persen pada triwulan IV 2019 menjadi 2,58 persen pada triwulan I 2020.
“Industri batubara dan pengilangan migas (minyak dan gas) tumbuh positif didukung oleh peningkatan produksi bahan bakar minyak dan LPG seiring dengan peningkatan impor BBM,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/5).
Lebih lanjut ia mengungkapkan, bahwa dari sembilan sektor pengolahan non migas, sebanyak enam sektor tumbuh negatif pada triwulan I 2020. Sementara itu hanya ada tiga sektor industri pengolahan yang masih tumbuh positif walaupun melambat. Tiga sektor yang masih tumbuh positif namun melambat adalah industri makanan dan minuman (mamin) dari 7,95 persen pada triwulan IV 2019 menjadi 3,94 persen.
Kemudian sektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional melambat dari 12,73 persen menjadi 5,59 persen. Masih tumbuh positifnya sektor ini karena didukung oleh peningkatan produksi barang kimia dan obat-obatan seiring dengan wabah corona sehingga memicu permintaan obat-obatan.
Sementara untuk industri alat angkutan melaju positif dari -2,25 persen menjadi 4,64 persen. “Industri mamin yang porsinya terbesar pada triwulan I 2020 ini tumbuh melambat akibat menurunnya demand luar negeri, tercermin dari kontraksi ekspor komoditas mamin. Begitu juga industri kimia, farmasi dan obat tradisional juga mengalami perlambatan. Semua itu turun agak dalam,” tukasnya.(Red)
