Jakarta, ruangenergi.com–Kiprah PT Hutama Karya (HK) selama 60 tahun menggeluti bidang infrastruktur telah berhasil menghasilkan berbagai karya dan dirasakan manfaat-nya oleh berbagai lapisan masyarakat.
Maka tidak berlebihan jika Pemerintah memberikan kepercayaaan penuh untuk terlibat dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) kepada BUMN Karya plat merah ini, yaitu dipercaya untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang membentang sepanjang 2.987 Km dari Provinsi Lampung hingga Aceh terus dilakukan penyelesaiannya. Sampai saat ini telah beroperasi sepanjang 653 Km yang terdiri dari 9 ruas tol.
Sebagai informasi jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang akan digeber target penyelesaiannya oleh Hutama Karya terdiri koridor utama (back bone) sepanjang 2.069 Km dan koridor pendukung (sirip) 919 Km ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2024.
Dalam sebuah kesempatan Darnawan Prasojo mantan Staf Presiden bidang Infrasrtukur di Kantor Staf Presiden(KSP), yang saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT PLN(Persero) di Kantor Cemara Institut Jakarta pertengahan Maret 2021 lalu kepada awak media menyatakan, pembangunan infrastruktur jalan tol itu harus dilihat dari hulu ke hilir. Hal ini dia dapatkan, setelah hampir 5 tahun dekat dengan Presiden Jokowi, sehingga memahami apa arah pikiran dari sebuah kebijakan yang diputuskannya.
Pembangunan Jalan tol sering dianggap sebagian masyarakat hanya menguntungkan sekelompok elit. Padahal menurut Darmawan, dengan dibangunnya jalan bebas hambatan akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru di setiap koridor pendukung (sirip) . UMKM akan bergerak, hasil pertanian akan ada pembeli, dan parawisata menjadi hidup.
“Ketika pengguna kendaraan akan sampai tempat tujuan, maka saat keluar pintu tol menuju jalan nasional pasti akan terjadi interaksi ekonomi. Misalnya, membeli produk makanan khas daerah, mencarikerajinan tangan , mencicipi kuliner atau mampir ke tempat wisata sambil menginap di hotel. Ini tentu menjadi sarana untuk menggerakan ekonomi daerah.”,tutur Darmawan Prasodjo(13/3/2021).
Lebih jauh Darmawan menjelaskan, pembangunan jalan bebas hambatan di Pulau Sumatera begitu luar biasa dampak ekonominya. Pemerintah melihat akar tidak berkembangnya kegiatan ekonomi salah satunya adalah akibat dari terputusnya konektivitas jalan.
“Infrastruktur adalah kebutuhan yang sama bagi seluruh masyarakat. Yang paling penting, pembangunan jalan tol telah membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Efek domino pembangunan jalan tol menumbuhkan peluang ekonomi dan akhirnya akan menciptakan kemakmuran”, pungkas Darmawan Prasodjo
Begitu luar biasanya dampak ekonomi yang akan tercipta, harapan untuk menyelesaikan target penyelesaian pembangunan Tol Trans Sumatera pada kuartal pertama tahun 2024 juga disampaikan oleh Menteri Kordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dalam Rapat Kordinasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Transportasi Merak-Bakauhuni- Tol Lampung secara virtual akhir Januari 2021 lalu.
“Dampak tol Trans Sumatera mulai beroperasi, diharapkan bisa memudahkan konektivitas, memperpendek waktu, meningkatkan kelancaran logistik, menghemat biaya , serta dapat menghubungkan dengan banyak kawasan, termasuk kawasan parawisata, dan simpul prosuksi lainnya”, tutur Luhut dalam keterangan tertulis (27/1/2021).
Dukungan kepada Hutama Karya untuk menyelesaian pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai penggagas percepatan pembangunan jalan tol trans Jawa, Sumatera, Papua, Sulawesi dan Kalimantan.
Sebagai Proyek Strategis Nasional, muara pembangunan infrastruktur jalan Tol Trans Sumatera adalah menciptakan sentra ekonomi baru agar masyarakat bisa makmur dan sejahtera.
Selain itu, produktivitas ekonomi secara nasional akan meningkat, masyarakat punya kesempatan menggali potensi dan peluang ekonomi di sepanjang urat nadi Lampung hingga Aceh
