Ini Cerita tentang Blok Sakakemang, Disetujui Pengembangannya dan Ada CCS

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan revisi plan of development (PoD) blok Sakakemang yang dioperasikan oleh Repsol Indonesia yang disetujui oleh Kementerian ESDM, memasukan carbon capture storage (CCS).

Di blok Sakakemang, carbon akan diinjeksikan di Lapangan Gelam, di WK Corridor milik Medco Energi.

“Beda utamanya di lingkup pekerjaan di CCS. Mereka akan menginjeksikan carbon di lapangan Gelam, itu di WK Corridor Medco,” kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara dalam Konferensi Pers Awal Tahun 2024 Kinerja Hulu Migas Tahun 2023, Jumat (12/01/2024), di Jakarta.

Untuk produksi Sakakemang, urai Benny, dulu produksinya sekitar 60 MMSCF selama 12 tahun namun direvisi ini dioptimasi sekitar 80 MMSCF walau durasinya agak pendek, yakni selama 8 tahun.

Dalam catatan ruangenergi.com, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan perubahan kontrak yang diajukan Repsol disebabkan turunnya cadangan gas yang sebelumnya digadang-gadang mencapai 1 triliun kaki kubik (TCF).

“Sekarang tinggal 350 BCF. Karena kapasitasnya berubah, pasti ada amandemen yang dibutuhkan,” kata Dwi beberapa waktu lalu, Rabu (27/7/2023).

Dwi melanjutkan, dua belah pihak antara pemerintah dan Repsol telah melakukan komunikasi perihal adanya revisi kontrak. Walau mengalami penurunan cadangan, dia menilai pengembangan Blok Sakakemang masih sangat ekonomis. Hal itu disebabkan proyek tersebut akan terhubung ke Singapura dan Jawa Barat.

“Siapapun yang akan mengembangkannya, ini (Blok Sakakemang) masih sangat ekonomis karena tinggal konek ke koridor yang sudah ada. Itu sangat terbuka, bisa nyambung ke ConocoPhillips, bisa juga ke Singapura dan Jawa barat,” ujarnya tahun lalu.