Jakarta, ruangenergi.com- Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyampaikan saat ini kekurangan pasokan gas di wilayah Kepri dikarenakan natural decline.
Di sisi lain, ada 2 (dua) katagori harga, yakni harga gas pipa yaitu sebesar US$7,3 per MMBTU dan harga LNG US$16,77 per MMBTU.
“Ini diberlakukan sejak Januari dan yang untuk harga gas pipa juga kita masih menunggu mudah-mudah tidak ada penyesuaian, tetap seperti ini. Dan ini sudah disampaikan oleh para pelaku usaha di Kepri beberapa waktu yang lalu kepada kami (Gubernur Kepri), bahwa saat ini sesuai Pak Ketua (Komisi XII DPR) sampaikan karena Kepri ini menjadi salah satu daerah lumbung investasi bagi kita. Karena memang Kepri berada di salah satu point penting di perdagangan dunia, karena berhampiran dengan Selat Malaka, yang dalam gambaran kita, catatan kita lebih dari 86 ribu kapal melakukan aktifitas lalu-lintas perdagangan di Selat Malaka menuju alur laut Kepulauan Indonesia saat ini, itu di Laut Natuna Utara. Sehingga Pemerintah memberikan privileged kepada Kepri baik itu Kawasan Pelabuhan Perdagangan Bebas, maupun Kawasan Perekonomian Khusus. Yang sekarang memberikan dampak multiplayer besar ekonomi,” kata Ansar Ahmad dihadapan Komisi XII DPR RI saat hadiri Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Gubernur Kepri, KADIN Kepri, Dirut PT Batamindo Investment Cakrawala, Dirut PT Pambil Utilitas Sentosa, dan Dirut PT Tunas Energi, dengan agenda: 1. Pasokan dan Harga gas untuk Badan Usaha Penyedia Tenaga Listrik dan Industri di Kepulauan Riau 2. Lain-lain Kamis(23/01/2025), di Jakarta.
Menurut Ansar,perubahan kebijakan distribusi gas ini menjadi keresahan bagi para pelaku usaha pertama tentunya biaya operasional mereka mengalami peningkatan dalam jumlah yang signifikan.
Berikut (transkrip) pernyataan Gubernur Kepri Ansar Ahmad yang disampaikan di Komisi XII DPR RI, Kamis (23/01/2025):
“Biasanya kalau di perusahaan-perusahaan itu terjadi hal yang demikian salah satu yang terdampak adalah kesejahteraan karyawan yang kedua juga tentu memberikan dampak terhadap daya saing dan juga memberikan dan menurunkan atmosfer para pelaku investasi yang akan berinvestasi di Kepri. Oleh karena itu kami hadir bersama teman-teman untuk membicarakan ini bersama komisi 12. Nanti secara teknis agar teman-teman bisa menyampaikan berbagai hal di hadapan komisi 12.”
“Untuk kita ketahui bersama saat ini pasokan gas di Kepri ini berasal dari Gresik melalui Pulau Pemping kemudian sebagian ke Batam dan sebagian diekspor ke Singapura. Sementara ada sumber gas yang dari Natuna itu secara menyeluruh tidak ada DMO (domestic market obligation) ke dalam negeri terutama ke Kepri.Akan tetapi secara menyeluruh itu langsung diekspor ke Singapura.”
“Ada tiga blok yang saat ini berkontribusi dan mengekspor gas nya ke Singapura pertama ada blok Kakap yaitu perusahaan Star energy yang nanti pada bulan Maret 2028 akan habis kontraknya. Kemudian ada blok Natuna Sea yaitu Premier Oil. Nanti 2029 Oktober akan habis juga kontraknya. Ada blok South Natuna Sea B yaitu oleh Medco.Ini pada bulan Oktober 2028 juga akan mengakhiri kontraknya. Nah kita berharap kedepan dengan berakhirnya kontrak kontrak ini barangkali perlu dipertimbangkan sebagian untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri kalau bisa menyeluruh lebih baik, tapi kalau memang mungkin itu masih berbicara soal cost and benefit barangkali sebagian bisa digunakan untuk kebutuhan di dalam negeri.”
“Pak ketua Bapak Ibu sekalian izinkan juga kami menyampaikan kebutuhan demand dan suplai gas di wilayah Kepulauan Riau untuk perkiraan sampai dengan tahun 2029. Bahwa hari ini total demand 2025 ini untuk gas di Kepulauan Riau yang penggunanya adalah sebagian besar PLN kemudian sebagian ritel termasuk industri dan lain sebagainya itu dengan jumlah total 162,26 BBTUD.”
“Kemudian supply tahun 2025 itu gas pipa PLN dan ritel kemudian LNG total 109,576 maka tahun 2025 ini kita ada defisit kekurangan pasokan gas itu diperkirakan sebesar 53 BBTUD dan ini tentu perlu menjadi perhatian kita. Kemudian untuk proyeksi demand 2025 sampai 2029 bisa kita lihat datanya itu di 2005 kebutuhan kita 162,26 BBTUD yang kami sampaikan tadi dan 2027 kita berada pada kebutuhan puncak yaitu 297,83 BBTUD,”
“2028-2029 memang mengalami penurunan karena 2028 diperkirakan transmisi energi listrik dari Sumatera itu masuk mendukung kebutuhan energi listrik di Provinsi Kepulauan Riau akan tetapi kebutuhan ritelnya dari tahun ke tahun memang terus mengalami peningkatan. Nah peningkatan ini juga sebagian besar disebabkan saat ini ada 3 perusahaan Data Center yang sedang berproses 2 sedang proses pembangunan 1 sudah pada rencana akhir untuk pembangunan kemudian ada rencana dua Data Center lagi yang sedang proses awal Pulau Bintan. Jadi memang kebutuhan 5 Data Center ini dan kemungkinan nanti ada Data Center lain juga kebutuhan untuk semikonduktor yang saat ini juga sedang berkembang investasinya masih membutuhkan kebutuhan yang besar. Kebutuhan Data Center itu saja kita perkirakan sampai dengan tahun 2020-2033 itu membutuhkan energi listrik sebesar 2672 Mega Volt Ampere. Ini yang perlu kita jaga bersama agar daya saing Kepri sebagai salah satu tujuan investasi data dan semikonduktor ini benar-benar memiliki daya saing yang tinggi.”
“Kita tahu juga kebijakan pemerintah Amerika yang memberlakukan kewajiban 60% kewajiban bagi negara Cina dengan kebijakan bent atau apa namanya maka saat ini sebagian besar para investor Cina juga berminat menanamkan investasinya di Batam, di Bintan dan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau lainnya. Saya kira juga itu menjadi atensi kita untuk menjadikan Kepri menjadi destinasi pariwisata,eh destinasi investasi yang menjadi tujuan mereka.”
“Pak Ketua untuk mengantisipasi berakhirnya kontrak beberapa blok di Natuna dan juga untuk menyambut beroperasinya ada 2 Blok baru di Natuna yang sudah Pod yaitu blok duyung dan blok East Natuna milik Conrad Insyaallah 2026 quartal 4 itu blok duyung sudah mulai mengalirkan gas nya dan harapan kita gas itu secara menyeluruh bisa digunakan untuk kebutuhan di dalam negeri atau ada DMO di yang ditetapkan. Kemudian 2027 juga di Quartal 2 itu 1 blok lagi akan mengalirkan gas nya juga karena mereka sudah mulai memproduksi. Jadi kalau ini kita siasati maka saya yakin kebutuhan gas bahkan bisa memberikan kontribusi wilayah-wilayah yang lain.”
“Nah untuk menjamin ini bisa terselenggara dengan baik maka kami juga apresiasi dan mudah-mudahan pak ketua bisa membantu memonitor bersama karena PGN saat ini sedang melakukan prakonstruksi diperkirakan di 2025 2026 PGN akan menyambung pipa dari pulau pemping ke pulau Batam Pak sepanjang 4 KM. Dan kalau itu 2026 yang diperkirakan Juni bisa selesai maka gas yang dari dua blok yang baru maupun nanti berakhirnya kontrak gas yang ada saat ini dari Natuna barang kasih barangkali bisa di alirkan melalui Pemping menuju ke Pulau Batam dan tentunya itu bisa mengatasi persoalan ketersediaan gak secara permanen.”
“Nah, pak ketua, wakil ketua Bapak Ibu sekalian kami tadi juga sudah mendengarkan dari PLN bahwa kita tidak hanya berpikir pasokan gas ke Pulau Batam tapi juga kebutuhan di Bintan cukup besar karena di Bintan juga ada kawasan ekonomi khusus Bintan alumina Indonesia hilirisasi bauksit yang saat ini sudah berinvestasi 21 triliun + minus dan mereka akan melakukan final produknya dalam bentuk ingot dan juga menambah investasinya 30 triliun dan sudah mulai mereka perluas.”
“Kemudian ada kawasan-kawasan ekosistem ekonomi Bintan inti industrial Estate, kawasan pariwisata Lagoi dan juga beberapa kawasan ekonomi khusus yang sedang dirancang baru kawasan kawasan Industri terpadu maka kita juga membutuhkan 2000 MW ke Pulau Bintan.”
“Saat ini ada interkoneksi batam-bintan tapi kapasitasnya baru 55 MW 110 MW 2 x 55 MW. Nah PLN juga merencanakan mudah-mudahan benar dan jadi Pak tahun ini akan membangun pipa gas 2027 dari Batam ke Pulau Bintan nah mudah-mudahan dengan proses hulu dari Natuna dan Hilir nya ke Batam kemudian pipa interkoneksi Batam Bintan dan persoalan ketersediaan gas di Kepri ini dapat kita selesaikan secara permanen dan menjamin daya saing investasi di wilayah Provinsi Kepri sesuai dengan berbagai privilege yang sudah di berikan oleh pemerintah pusat baik itu dalam bentuk kawasan ekonomi khusus yang saat ini sudah ada lima kawasan ekonomi khusus dan juga kawasan KPBP kawasan perdagangan bebas dan Pelabuhan bebas Batam Bintan Karimun dan Tanjung Pinang.”
“Barangkali itu yang dapat kami sampaikan ketua wakil ketua. Sekalian nanti dilanjutkan oleh teman-teman dengan izin Pak ketua saya tutup dengan satu bait pantun singkat cuci pakaian dengan sampo Demikian sekilas info terima kasih. Selamat sore. Billahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih,”